Dibalik Nama Pertamina Mandalika International Circuit Ada Misteri Cerita Legenda Rakyat Mandalika Milik Suku Sasak

Harianmerdekapost.com, Pasuruan, Jatim – Pertamina Mandalika International Circuit adalah sirkuit Internasional yang berlokasi di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat yang merupakan Destinasi Wisata Otomotif paling eksotis di dunia.

Dan berdasarkan narasi yang disampaikan oleh Afriza Kurniawan (RRI) dan Pramoedya bahwa dibalik nama Pertamina Mandalika International Circuit tersebut ada cerita legenda rakyat milik Suku Sasak dengan Tradisi Bau Nyale yang biasa digelar tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Tradisional Sasak ( Pranata Mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan purnama.

Sesuai dengan narasi yang disampaikan bahwa pada abad 16 SM di negeri Tonjeng Beru telah berdiri kerajaan Sekar Kuning yang dipimpin oleh Seorang Raja yang bernama Raden Wijaya Kusuma dengan permaisuri bernama Dewi Seranting yang mempunyai seorang putri yang cantik rupawan bernama Putri Mandalika.

Raja Sekar Kuning yang juga disebut Raja Tonjeng Beru bersama permaisuri terkenal sebagai sosok pimpinan yang arif dan bijak yang selalu mengedepankan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat yang dipimpinnya begitu pula dengan putrinya disamping rupawan dikalangan rakyatnya terkenal sangat rendah hati, Santun dalam bertutur sapa dan suka menolong rakyatnya tanpa tebang pilih .

Rupanya kecantikan putri Mandalika telah tersebar luas ke beberapa kerajaan seperti Johor, Lipur, Pane, Daha dan Beru
hingga para pangeran dari beberapa kerajaan yang ingin meminang putri Mandalika sebagai Istri , Mereka berparas tampan terpelajar memperkenalkan diri kepada Raja Tonjeng Beru dengan membawa ragam hantaran yang tidak ternilai harganya.

Raja Tonjeng Beru bersama permaisuri memberikan jawaban yang sangat arif dan bijak bahwa semua keputusan diserahkan sepenuhnya diserahkan kepada putri Mandalika.
Pada saat para pangeran menunggu jawaban atau keputusan dari putrinya Mandalika dipersilahkan Istirahat dan menunggu di Balai Irung Kerajaan.

See also  Selamatkan Privasi Anda! Tanda HP Diretas dan Cara Mengatasinya dengan Cepat"

Pada saat malam hari secara rahasia putri Mandalika datang ke balai irung untuk melihat secara langsung para pangeran yang meminangnya ,tapi alangkah terkejutnya dan betul -betul sangat kecewa setelah mendengar pembicaraan mereka satu sama lain yang intinya tidak mencerminkan sebagai sosok pangeran yang terpelajar dan terhormat justru hanya pamer kesombongan dan sifat ke kanak – Kanakan .

Setelah mendengar pembicaraan mereka secara tuntas, dengan penuh rasa kecewa dan kuatir akan terjadi sebuah peperangan, putri Mandalika langsung menghadap kepada Sang Raja dan Permaisuri dan menceritakan semua yang telah dengarkan dari pembicaraan para pangeran tersebut.

Dengan sikap yang arif dan bijak Sang Raja dan Permaisuri menyampaikan kepada putrinya Mandalika untuk bersemedi di bukit yang ada dipantai Seger, supaya mendapat petunjuk dari Tuhan Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan semesta Alam.

Pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Tradisional Sasak ( Pranata Mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan purnama, Putri Mandalika dikawal ketat oleh prajurit kerajaan menuju bukit pantai Seger untuk menyampaikan keputusan atas pinangan para pangeran yang mau memperistrinya, disamping para pangeran banyak pula rakyat yang penasaran atas keputusan yang akan disampaikan oleh putri Mandalika tersebut.
Dan setelah dipuncak bukit dengan lantang menyampaikan bahwa Putri Mandalika menerima semua pinangan para pangeran dan jadi sosok pimpinan seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, kemudian putri Mandalika melompat kelaut dan diterima ombak yang besar.

Kemudian Sang Raja dan prajurit mencari jasad Putri Mandalika kelaut tapi tidak menemukan justru mendapatkan ribuan Biota laut ( Cacing laut) yang berwarna warni.
Lalu Raja Tonjeng Beru memerintahkan kepada prajurit dan rakyat yang turut menyaksikan untuk menangkap semua biota laut ( cacing laut) karena Sang Raja meyakini bahwa cacing laut berwarna warni yang mengandung protein tinggi tersebut adalah jelmaan putrinya Mandalika untuk kesejahteraan rakyat kerajaan Sekar Kuning atau Tonjeng Beru.

See also  Mewujudkan Impian dan Menghapus Keraguan.

Peristiwa penangkapan biota laut ( cacing laut) yang viral disebut Bau Nyale bahasa Sasak Bau artinya Menangkap dan Nyale artinya Cacing laut.
Perayaan tradisi Bau Nyale ini adalah termasuk budaya nenek moyang atau Tradisi turun temurun yang telah dilaksanakan oleh Rakyat di kabupaten Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat yang biasa dirayakan pada bulan Februari – Maret hingga sekarang ini.

Setelah Tim media harian merdeka post mengunjungi Pertamina Mandalika International Circuit ( 05-01-2025) jam 10.00 WIT – 11.00 WIT juga menemui seorang penduduk setempat yang bernama Bapak Zulhakim umur 51 tahun untuk konfirmasi tentang Perayaan Tradisi Bau Nyale, beliau menjelaskan bahwa Tradisi Bau Nyale itu merupakan tradisi Turun temurun dan selalu dirayakan pada bulan Februari – Maret setiap tahun sebagai bentuk untuk mengenang Keteladanan sikap kebaikan putri Mandalika kepada semua rakyat kerajaan Sekar Kuning atau Tonjeng Beru dan begitu dengan Raja Tonjeng Beru bersama permaisuri yang selalu mengedepankan kesejahteraan rakyatnya.
Sikap rendah hati,arif dan bijak yang telah diteladankan oleh Putri Mandalika. Tuturnya!!

Yang kedua lanjutnya adanya satu pesan moral yang sangat dalam dan tegas sebagai sosok pimpinan hendaknya mengedepankan untuk mensejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup rakyatnya serta jangan pernah mengumbar kesombongan juga hanya mengikuti suara nafsu belaka. Jelasnya!!
( Budhi H).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *