Hariamerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Diskominfo Kabupaten Sumenep dinilai gagal melaksanakan program Bupati yang dikemas dalam konsep pentahelix.
Gagalnya Diskominfo dalam menjalankan program milik Pemkab Sumenep itu muncul setalah adanya tudingan dari salah satu OPD yang menilai Diskominfo asal caplok.
Tudingan tersebut bermula ketika beberapa wartawan hendak melakukan wawancara kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
Dalam perjalannya, Diskominfo menugaskan sejumlah wartawan untuk mengulas sebuah pemberitaan berkenaan dengan Pendidikan, Prestasi Siswa, Pembangunan Gedung Sekolah dan Kesejahteraan Guru di Sumenep dalam dua tahun terakhir.
Sayangnya, konfirmasi wartawan ke Dinas Pendidikan Sumenep untuk memenuhi materi yang dipesan Kominfo tidak membuahkan hasil dengan alasan data yang dihimpun masih dalam proses tahapan validasi.
“Masih kami rampungkan dengan para bidang, waktunya lumayan lama. Sementara personel di sini masih sibuk ke kegiatan dinas yang lain,” kata Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Shochibi pada wartawan, Rabu (29/5/2024) kemarin.
Dalam kesempatan itu, peria yang akrab disapa Ardi juga merasa kaget atas penugasan yang diberikan kominfo kepada sejumlah wartawan tersebut.
Ardi mengaku, belum ada koordinasi dari pihak kominfo kepada dinas pendidikan perihal materi tersebut.
“Itu Diskominfo juga asal caplok tanpa koordinasi dulu ke sini. Itu konsep kita di (dinas pendidikan, red) dan masih kami rapatkan dengan para bidang,” sambung Ardiansyah saat ditemui di kantornya.
Ardi menjelaskan, data yang diperlukan para pewarta cukup memakan waktu minimal satu bulan. Sebab, harus turun langsung ke sejumlah sekolah.
Namun siapa sangka, pandangan ini malah tak digubris oleh Diskominfo Sumenep. Malahan, pihak dinas menyarankan untuk materi pendidikan bisa dikonfirmasi ke OPD lain seperti Bappeda.
“Kan bisa ke Bappeda, tidak harus ke dinas pendidikan. Coba tulis soal SMA yang di Kalianget itu,” kata Kabid Informasi dan Komunikasi Diskominfo Sumenep, Irwan Sujatmiko, saat ditemui wartawan di kantornya belum lama ini.
Pria yang biasa disapa Miko ini bahkan tak segan-segan memaksakan kehendak untuk segera menyelesaikan materi yang sudah disiapkannya itu.
Alasannya, karena karya para jurnalis nantinya akan dibukukan sebagai salah satu kado yang akan diberikan kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo sebelum purna tugas.
“Siapa itu nama Kabid di Disdik Sumenep?,” tanya Miko ini.
Bahkan, Miko mengklaim bahwa penugasan yang diberikan pada pewarta adalah idenya, bukan konsep milik Dinas Pendidikan Sumenep.
“Itu di kami, karya dan ide kami, bukan dinas pendidikan,” tegas Miko.
Sekedar informasi, anggaran kerjasama iklan di Diskominfo Sumenep mencapai Rp3,7 miliar di tahun 2024.
Anggaran miliaran ini dikucurkan dari APBD Sumenep untuk para pelaku media yang sudahmelakukan kerjasama.(*)