Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Di Kota Mataram Lombok NTB

Harianmerdekapost.com, Pasuruan, Jatim – Pulau Lombok sejak tahun 1970 sudah di kenal dengan sebutan pulau seribu masjid,hal ini disebabkan adanya sekitar 9.000 bangunan masjid yang tersebar di kota dan pedesaan bahkan ada beberapa diantaranya yang didayagunakan sebagai lokasi wisata Religi.

Salah satunya adalah masjid Hubbul Wathan yang telah dibangun pada tanggal (09-03-2010) dengan luas 36.000 M2 tingkat 4 yang mempunyai 5 menara dimana menara dibagian depan memiliki ketinggian 99 M menggambarkan Asmaul Husna.

Masjid Hubbul Wathan yang dibangun pada tanggal (09-03-2010) dan diresmikan pada tanggal (15-12-2013) oleh Gubernur NTB TGB H.M Zainul Majdi beralamat di jl Udayana No.1 kelurahan Gomong kecamatan Selaparang kabupaten Lombok Barat merupakan masjid terbesar ketiga se Asia Tenggara setelah masjid Islamic Center Samarinda dan Masjid Istiqlal .

Dan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Di Kota Mataram Lombok NTB ini telah menjadi sebagai salah satu wisata Religi di kabupaten Lombok Barat disamping beberapa wisata pantai yang menyajikan keindahan alamnya.

Pada hari rabu tanggal ( 20 -01-2025) Tim media harian merdeka post menemui salah satu pengurus Ta’mir Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Di Kota Mataram kabupaten Lombok Barat NTB untuk konfirmasi tentang sejarah berdirinya masjid Hubbul Wathan Islamic Center , beliau menjelaskan bahwa masjid ini dibangun sejak tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013 diresmikan oleh bapak Gubernur Tuan Guru Bajang DR KH Muhammad Zainul Majdi MA . Tuturnya!!

Sesuai dengan perkembangannya Masjid Hubbul Wathan Islamic Center telah menjadi tempat wisata Religi dimana yang menjadi daya tarik adalah nilai arsitektur bangunan masjid yang diwarnai dengan budaya kearifan lokal dan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center menjadi pusat kajian Islam dan Budaya Islami serta sebagai destinasi wisata religi sangat diminati oleh masyarakat luas baik yang berasal dari wilayah kabupaten Lombok Barat maupun dari beberapa luar daerah. Jelasnya!!.

See also  Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kubu Raya Erwin Rachman,SH Klarifikasi Pemberitaan Pada Tanggal 17 Oktober 2024

Kemudian pada kamis tanggal (21-01-2025) Tim media harian merdeka post juga menemui Ta’mir Masjid Jamik yang berlokasi di dusun Sedayu Tengah desa Kediri selatan kecamatan Kediri kabupaten Lombok Barat Bapak H Tanwir beliau menjelaskan bahwa Masyarakat Di pulau Lombok Barat adalah bisa disebut sebagai masyarakat yang sangat Agamis dan berkait dengan masjid Hubbul Wathan Islamic Center Di Kota Mataram tersebut tidak hanya sebatas sebagai destinasi wisata religi semata tapi benar -benar sebagai tempat melakukan kajian Agama dan budaya Islami di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat bahkan setiap bulan Suci Ramadhan menghadirkan Imam dari Mekkah Saudi Tuturnya!!.

Berdasarkan analisa penulis dari hasil kajian dan konfirmasi dengan beberapa Narasumber bahwa dalam memberikan landasan Ilmu Agama demi menyelamatkan perilaku dan atau moral generasi penerus bangsa sebagaimana pandangan pakar pendidikan J PIETER Soncuen dari Negeri Paman Sam Amerika yang menyatakan bahwa pendidikan itu 3 macam macam yakni Education at home (pendidikan di rumah), Education at school ( pendidikan di sekolah) dan Education at Soecity (pendidikan di masyarakat).
Disini ada satu hal yang beda dalam memberikan ilmu pengetahuan Agama terutama untuk generasi penerus bangsa antara di Bumi pulau Lombok NTB dengan di pulau Jawa secara umum, Kalau di pulau Lombok education at home yang banyak berdaya guna yakni keterlibatan para tua demi menyelamatkan moral para putra dan putrinya .

Sedang kalau di pulau Jawa khususnya Jawa Timur bahwa dalam memberikan landasan Ilmu Agama banyak para guru TPQ dan Madin yang mengambil peran aktif yang termasuk katagori Education at Soecity ( pendidikan masyarakat,) dan atau yang bisa disebut juga sebagai pendidikan eksternal. Akibat dari kesibukan para orang tua hingga kurang memperhatikan perkembangan pendidikan dan perilaku putra putrinya. Moga dapat memberikan maslahat bersama. (Budhi H).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *