Fakfak,Harianmerdekapost.com-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Bethesda Fakfak menggelar Ibadah Minggu dan Perjamuan Kudus pada Minggu pagi, (6/7/2025),pukul 10.27 WIT,bertempat di Jalan A. Yani, Kelurahan Fakfak Utara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Ibadah ini dihadiri oleh jemaat lokal serta peserta Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan pelayanan ministry yang dipimpin oleh Pdt. Hengki Bonsafia.
Dalam khotbah yang penuh urapan, Pdt. Hengki menegaskan bahwa puji-pujian bukan sekadar aktivitas musik rohani, melainkan senjata iman dan penyembahan sejati kepada Allah yang duduk di atas takhta kemuliaan. Ia mengangkat Wahyu 4:9 sebagai dasar firman:
“Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya.”
Pdt. Hengki.Bonsavia dengan suara lantang memperingatkan jemaat, “Hari ini banyak orang bernyanyi, tapi tidak menyembah! Banyak yang memuji, tapi hatinya jauh dari Tuhan! Puji-pujian tanpa ketaatan adalah kebisingan rohani yang tidak didengar surga.”
Lebih jauh, Pdt.Hengki menyampaikan kondisi dunia masa kini yang digambarkan dalam Yesaya 24:18 sebagai zaman kegentaran dan goncangan, di mana hanya umat yang hidup dalam penyembahan murni yang akan bertahan:
“Yang lari karena bunyi kegentaran akan jatuh ke dalam pelubang, dan yang naik dari pelubang akan terperangkap dalam jerat; sebab tingkap-tingkap di atas terbuka, dan dasar-dasar bumi bergoncang.”
Ibadah kemudian dilanjutkan dengan Perjamuan Kudus sebagai tanda kesatuan tubuh Kristus dan penghayatan akan pengorbanan-Nya di salib. Suasana penuh penghayatan ini membawa jemaat pada perenungan mendalam mengenai hidup yang benar di hadapan Allah.
“Jangan jadi orang Kristen yang pandai bernyanyi tapi hatinya kosong! Saatnya berbalik, menyembah dalam roh dan kebenaran!” – tegas Pdt. Hengki dalam penutup khotbahnya.
Dengan pesan yang tegas dan menyentuh, ibadah ini tidak hanya mempererat iman jemaat, tapi juga menyadarkan pentingnya hidup dalam penyembahan yang sejati, bukan hanya tampilan luar yang kosong dari ketaatan.
Penulis: Amatus Rahakbauw K.