Terima dan Nikmatilah Hidup “Apa Adanya”, dan Bukan “Ada Apanya”,

“Hati yang gembira

membuat muka berseri-seri,

tetapi kepedihan hati

mematahkan semangat.”

(Ams 15:13)

Seseorang yang bijak telah mengatakan bahwa: “Saya selalu mengeluh bahwa saya tidak memiliki sepatu baru,bahkan pula sampai dengan akhirnya saya bertemu dengan seseorang yang tidak memiliki kaki bahkan.

Saya selalu mengeluh atas makanan yang tidak disukai, sampai dengan akhirnya saya bertemu dengan seseorang menagis makanan karena kelaparan. Saya selalu mengeluh atas pondok saya yang kecil bahkan pula, sampai akhirnya saya mendapati seseorang yang tidurnya terlelap di pinggiran jalan yang ramai.”

Tanpa memiliki hati yang bersyukur, manusia tak pernah hidup tenang.Bahkan pula Tiada beban yang lebih besar dan membuat jiwa sangat tertekan selain daripada tindakan seseorang yang memiliki kebiasaan suka mengeluh. Sangat mudah kita tenggelam dalam keluhan karena terlalu membesar-besarkan kelemahan dan kekurangan diri. Alhasilnya, kita tidak dapat melihat banyak berkat yang kita peroleh dan yang seharusnya pantas disyukuri.

Syukur adalah soal sikap kata hati yang membentuk cara pandang atas kehidupan ini. Orang yang berhati rewel dan tamak tidak akan pernah merasa cukup dan tidak akan pernah merasa bersyukur atas apa pun yang telah diterimanya. Syukur adalah “kunci” bagi mereka yang ingin mengalami kebahagiaan hidup. Orang yang sulit bersyukur akan sulit pula memasuki “gerbang” hidup bahagia. Sebab, sesungguhnya kebahagiaan manusia bukan terletak pada apa yang ada dan dimiliki, melainkan sebuah cara menghayati dan menerima apa yang ada dan dimilikinya dengan hati yang bersyukur.

Salah satu hal paling tragis yang saya ketahui tentang pemikiran manusia adalah banyak orang cenderung kurang menghargai apa yang dimilikinya. Kita lebih suka memimpikan taman mawar di istana raja, daripada menikmati mawar yang sedang mekar di luar jendela kamar kita sendiri. Kita cenderung kecil hati melihat “penampilan lebih” yang terlihat dari orang lain daripada mengagumi apa yang pasti dimiliki kita sendiri.

See also  Peduli Terhadap Sektor Keagamaan, Pemkab Sumenep Alokasikan Dana Hibah Senilai Miliaran Rupiah

Jalanilah kehidupan ini, tak perlu membanding-bandingkan dengan orang lain. Keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak tekanan dan penderitaan yang tak perlu. Ketika kita kurang bersyukur maka kita mudah untuk iri hati. Sikap hati macam ini membuat hidup semakin terpuruk. Syukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan ke dalam hidup kita. Rasa syukur yang besar tidak akan terjadi kalau tidak dimulai dari kemampuan bersyukur atas segala hal yang kecil-kecil ini.

Miliki hati yang bersyukur dengan belajar mengagumi hal-hal sederhana yang Anda miliki sebagai anugerah Tuhan. Terima dan nikmatilah hidup “apa adanya”, dan bukan “ada apanya”, maka Anda akan bahagia. Kalau Anda tidak memiliki hati yang bersyukur, seluruh dunia ini tidak akan bisa membuat Anda bahagia. Inilah sikap bijaksana menuju hidup bahagia.

Kalau orang memiliki hati yang bersyukur, ditimpa persoalan apa pun sungguh ia bagaikan air di relung lautan yang dalam, tak tergoyahkan. Orang yang memiliki hati yang bersyukur tidak akan pernah terguncang walaupun ombak badai kehidupan menerjangnya, tidak ada putus asa, dan tidak akan ada keluh-kesah berkepanjangan. Kebahagiaan bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana kita menilai apa yang terjadi pada kita. kemampuan bersyukur adalah keterampilan menemukan sesuatu yang positif pada setiap hal yang negatif.

Syukur adalah ciri seorang beriman sejati, oleh karena ia hidup dengan sikap yang positif dan selalu mengingat kebaikan Tuhan yang menjadi andalan dan sandaran hidupnya. Orang yang memiliki hati yang bersyukur pantas disayang Tuhan. Tentu ia akan hidup dalam kelimpahan pemeliharaan Tuhan dan selalu ada sukacita yang datang dari-Nya. Kehidupan orang yang suka bersyukur penuh gairah, sukacita, semangat, sehat, dan energik. Merekalah pemilik kehidupan. Sikap mengeluh mengabaikan banyak anugerah Tuhan dan menghabiskan energi. Jika pada penghujung hari, kita merasa sangat letih, mungkin itu karena kita terlalu banyak mengeluh.

See also  Diduga pengolahan dan penampungan limbah sawit (cpo) dijalan kebangkitan nasional tak kantongi ijin 

Bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, tapi rasa syukurlah yang membuat kita berbahagia. Kesulitan sebesar apa pun akan terasa wajar bagi jiwa yang tetap melebihkan rasa syukur daripada mengeluh. Jiwa yang bersyukur akan berbahagia bahkan di atas masalah. Percayalah, bersyukur itu ajaib!

Cobalah sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup Anda. Renungkan tentang apa yang telah Anda capai, orang-orang yang hadir dalam hidup Anda, pengalaman peneguhan yang Anda dapatkan, keahlian dan minat yang Anda miliki, apa yang Anda percayai, dan hal-hal yang Anda miliki. Katakanlah, “Tuhan Engkau sungguh baik!”

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *