Harianmerdekapost.com,Bangkalan – Jatim,-Lembaga Informasi Publik Independen (LIPI) menyoroti secara tajam kegiatan workshop Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan. Kegiatan yang berlangsung di sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat selama empat hari pada November 2024 ini, menelan anggaran hingga Rp440 juta. Dana tersebut berasal dari sumbangan 22 puskesmas di Kabupaten Bangkalan yang peruntukannya dinilai tidak transparan.
Dalam audiensi yang digelar di kantor Dinkes Bangkalan, hadir Kepala Dinas Kesehatan beserta jajarannya, 17 Kepala Puskesmas, perwakilan Polres Bangkalan, Intel Kodim Bangkalan, serta Ketua LIPI dan anggota.
Ketua LIPI, Ridhoi Nababan, menyampaikan kekhawatiran terkait potensi penyimpangan anggaran dalam kegiatan workshop. “Kami mempertanyakan ke mana saja anggaran sebesar Rp440 juta ini digunakan,” ujar Nababan pada Jumat (31/01/2025).
Nababan mempertanyakan angka yang fantastis untuk sebuah workshop, terlebih lagi menurutnya jika diadakan di Bandung. Apakah tidak ada tempat yang memenuhi syarat di Bangkalan atau Surabaya.
Nababan juga menyoroti fakta bahwa setiap puskesmas menyumbangkan anggaran BLUD sebesar Rp20 juta. Menurutnya, akan lebih efisien jika kegiatan workshop diadakan di masing-masing puskesmas, bukan disatukan dalam satu acara di luar kota.
“Terkesan seperti jalan-jalan dan belanja saja,” sindir Nababan.
Selain itu, LIPI juga menyoroti keberadaan CV. NCA Tour, yang ditunjuk sebagai pihak ketiga dalam penyelenggaraan workshop ini. Menurut LIPI, kantor CV tersebut tidak ditemukan di alamat yang tertera.
“Ini jelas ada indikasi permainan untuk menghabiskan anggaran negara,” tegas Nababan.
Ia juga mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum jika tidak ada perbaikan dari pihak Dinkes.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinkes Bangkalan, Nur Hotibah, mengucapkan terima kasih atas masukan dan kritik yang diberikan. Ia berjanji akan menjadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi.
“Kegiatan ini merupakan kesepakatan dari seluruh puskesmas. Anggarannya memang dari masing-masing puskesmas dan kami menggunakan jasa pihak ketiga, yaitu CV NCA Tour,” jelasnya.
Terkait pemilihan lokasi di Bandung, Hotibah menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama setelah mempertimbangkan berbagai tawaran. Ia juga menambahkan bahwa biaya transportasi menggunakan biaya perjalanan dinas.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran negara di sektor kesehatan. Masyarakat berharap agar pihak terkait dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dan transparan terkait penggunaan anggaran workshop BLUD ini.
(Tim)