Harianmerdekapost-Pasuruan– Ramai di media sosial dan YouTube, Pemerintah Kabupaten Pasuruan baru baru ini menggelar Gebyar Batik Khas Daerah, tepat nya Senin tanggal 03-01-225 malam.
Acara tersebut digelar di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti yang dibuka oleh Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Nurkholis beserta Ibu PJ yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pasuruan, Raden Roro Dewi Maharani.
Batik-batik terbaik hasil dari pengrajin batik di kabupaten Pasuruan ditampilkan. Banyak dukungan atas di selenggarakannya acara yang bertajuk “gebyar batik khas kabupaten Pasuruan”. Ternyata banyak motif batik yang selama ini tidak diketahui masyarakat luas, bahkan masyarakat kabupaten Pasuruan sendiripun banyak yang baru tahu, ternyata batik di kabupaten Pasuruan kaya akan motif.
Acara yang digelar dengan meriah itu berjalan sukses dan mendapat banyak pujian dari masyarakat luas. Khususnya para pelaku UKM yang bergerak di kerajinan batik. Namun juga ada beberapa keritik dan saran masukan dari warga kabupaten Pasuruan terhadap acara tersebut, diantaranya dari Habib Zaenal Abidin pemerhati sosial budaya kabupaten Pasuruan.
Dalam pesan voice notenya kepada awak media, Habib Zaenal menyatakan, yang melihat acara tersebut dari YouTube dan foto foto yang beredar di wa group,
“Saya sangat mendukung acara yang berkaitan dengan promosi kerajinan batik,dan memberikan penghargaan kepada pengrajin dan pengusahanya. Dengan seperti itu akan memotivasi para pelaku usaha dan pengrajin batik yang ada di kabupaten Pasuruan, sekali lagi saya sangat mendukung dan apresiasi atas kegiatan promosi batik khas kabupaten Pasuruan tersebut”
“Tapi kenapa desainnya dan peraganya ada yang memakai desain yang kurang pantas untuk kabupaten Pasuruan, yang mempunyai budaya agamis, saya melihat beberapa desain baju batiknya sangat tidak layak untuk kabupaten Pasuruan, sangat vulgar menurut saya (mempertontonkan aurat wanita)”
“Saya dan rekan-rekan selaku pemerhati kabupaten Pasuruan sangat menyayangkan ada fashion show batik khas kabupaten Pasuruan dengan desain yang terlihat aurat wanita, “masak iya” nanti nya pegawai PNS maupun guru guru pendidik anak anak kita berpakaian seperti itu..?” , Gak mungkin khan.
“Saya rasa panitia nya kurang jeli dengan budaya dan sosial masyarakat kabupaten Pasuruan”
“Saran saya dan teman-teman pemerhati kabupaten Pasuruan, kedepannya jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi, kalau ada acara seperti ini lagi , panitia dan desainer nya bisa bertemu dulu , bagaimana menciptakan disaign yang cocok dengan budaya masyarakat Pasuruan, sehingga bisa langsung ditiru oleh masyarakat. Dengan begitu efek ke pada pengrajin dan pengusaha batik nya bisa langsung dirasakan. Di pendopo kabupaten Pasuruan ada pagelaran fashion show untuk mengangkat produk daerah sangat bagus sekali tapi jangan mempertontonkan sesuatu yang tidak cocok dengan budaya kabupaten Pasuruan” tutup Habib Zainal melalui voice notenya.
Kebetulan sekali akhirnya awak media bisa menemukan seseorang yang (yang tidak mau disebutkan namanya) hadir dan melihat langsung acara gebyar batik di pendopo tersebut . Menyatakan bahwa,
“Acara tersebut memang bagus untuk promosi batik khas kabupaten Pasuruan, tapi melihat peragawati yang menampilkan busana batik dengan desain feminim, jadinya kurang sreg aja. Akhirnya saya tidak melihat selanjutnya, sambil rokokan di luar. Untuk acaranya sangat apresiasi sekali saya ” tutur nya.
Penulis sendiri melihat dari fliyer dan foto foto yang beredar, ada beberapa disaign baju batik yang tidak pakai hijab. …izz