Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Pro kontra aksi razia terhadap pekerja seks komersial (PSK) yang dilakukan oleh Ketua sementara DPRD Sumenep H. Zainal Arifin terus bersahut-sahutan.
Kali ini protes keras disampaikan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Sumenep.
GMNI menyampaikan protesnya dengan melakukan aksi demontrasi di depan Kantor DPRD Sumenep, Jumat 20/9/2024. Aksi GMNI tersebut menyusul aksi yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Ekstra Parlement (Gempar).
Kemarin, Kamis 19/9/2024, mahasiswa yang mengatasnamakan Gempar itu mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk protes atas tindakan Ketua Sementara DPRD Sumenep H. Zainal Arifin yang dianggap kurang manusiawi ketika menggerebek PSM di tiga tempat.
Khusus demo yang digelar GMNI Sumenep, mereka menuntut agar H. Zainal Arifin agar ditetapkan menjadi tersangka. Tuntutan tersebut tertulis di beberapa poster yang dibawa oleh massa GMNI di depan Kantor DPRD Sumenep.
Dasar tuntutan GMNI tersebut karena terdengar kabar, bahkan ramai diberitakan bahwa H. Zainal Arifin diduga memalak mucikari dari tempat prostitusi yang digerebek itu.
Salah satu orator demo GMNI Bung Jay menyampaikan bahwa maksud dan kedatangannya ke Kantor DPRD Sumenep untuk memperoleh kejelasan dari beragam rangkaian peristiwa penggerebekan hingga dugaan pemalakan uang.
Ditambah lagi, GMNI juga menilai razia PSK itu tidak manusiawi. Pasalnya PSK yang diamankan oleh Satpol PP Sumenep pasca digerebek wajahnya tidak disamarkan alias diumbar.
“Kita perlu kejelasan dalam persoalan ini, mana Ketua DPRD Sumenep sementara keluar temui kami,” teriak Bung Jay dengan suara lantangnya.
Sayangnya massa aksi GMNI itu tidak ditemui oleh anggota DPRD Sumenep. Pasalnya dari info yang dihimpun media ini, seluruh anggota DPRD Sumenep sedang mengikuti orientasi yang diadakan oleh BPSDM Jawa Timur. (*/Nri)