Altar Kasih dan Pemulihan

Di bawah cahaya redup lilin-lilin yang menyala di altar Gereja GPdI Jemaat Bethesda Fakfak, suasana ibadah malam itu begitu syahdu. Jemaat duduk dengan hati yang penuh harap, menantikan pesan firman Tuhan yang akan disampaikan.

Seorang hamba Tuhan berdiri di mimbar dengan penuh wibawa, membuka Alkitabnya dan membacakan firman dari Roma 12:1 (TB): “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Kata-kata itu menggema di dalam hati setiap jemaat. Firman Tuhan menembus setiap ruang hati yang mungkin selama ini tertutup oleh beban hidup, rasa bersalah, atau bahkan keputusasaan. Malam itu, kehadiran Roh Kudus terasa begitu nyata, menyentuh setiap pribadi dengan kasih dan kemurahan Tuhan yang tak terukur.

Di sudut gereja, seorang pemuda bernama Samuel menundukkan kepala, matanya jatuh perlahan. Ia telah lama berjalan jauh dari kasih Tuhan, terjebak dalam dunia yang penuh tipu daya dan kesenangan semu. Namun malam ini, jantungnya digerakkan. Ia menyadari betapa didalamnya kasih Tuhan yang selalu setia menantinya kembali.

“Tuhan, aku datang,” bisiknya lirih. Dengan hati yang remuk, ia menyerahkan dirinya seutuhnya kepada Tuhan, mempersembahkan hidupnya sebagai persembahan yang hidup, seperti firman yang baru saja ia dengar.

Tidak hanya Samuel, tetapi banyak jemaat malam itu mengalami hukumatan Tuhan yang luar biasa. Ada yang tersungkur dalam doa, ada yang menangis dalam kegembiraan, dan ada pula yang mengangkat tangan mereka setinggi-tingginya sebagai tanda penyerahan penuh kepada Sang Pengcinta.

Ibadah malam itu menjadi saksi betapa besarnya kasih dan kemurahan Tuhan yang mampu mengubah hati yang keras menjadi lembut, menggantikan beban dengan kegembiraan, dan memberikan pengharapan bagi mereka yang merasa tak lagi layak.

See also  Sinergi TNI-BPP-Petani di Lumajang Membangun Ketahanan Pangan Bersama

Malam itu, Gereja GPdI Jemaat Bethesda Fakfak bukan sekadar tempat ibadah, tetapi menjadi altar di mana banyak hati mengalir dan jiwa-jiwa penyelamatan. Semua itu karena kasih dan kemurahan Tuhan yang tidak pernah berubah.

Editor : Amatus Rahakbauw. K

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *