Harianmerdekapost.com. Lumajang Jawatimur. Suasana hening menyelimuti Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa Lumajang, Senin (10/11/2025). Dalam keheningan itu, langkah-langkah penuh hormat dari Bupati Lumajang Indah Amperawati dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma mengiringi prosesi ziarah dan tabur bunga, memperingati Hari Pahlawan ke-80 Tahun 2025.
Upacara yang dipimpin Komandan Kodim 0821 Lumajang sebagai Inspektur Upacara berlangsung khidmat, diikuti jajaran Forkopimda, Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan ASN. Semua larut dalam penghormatan mendalam kepada para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia.
Dalam momen penuh makna itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah) menyampaikan pesan yang menembus sekat waktu, bahwa menjadi pahlawan masa kini tidak lagi dimaknai dengan mengangkat senjata, melainkan dengan berkarya, berintegritas, dan berbuat nyata untuk bangsa.
“Momentum Hari Pahlawan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus melanjutkan semangat juang para pahlawan dengan bekerja dan berkarya nyata bagi bangsa, khususnya untuk kemajuan Lumajang,” ujar Bunda Indah usai prosesi tabur bunga.
Ia menegaskan, perjuangan masa kini berada pada medan yang berbeda: bukan di medan pertempuran fisik, melainkan di arena moral, etika, dan tanggung jawab sosial. Semangat pahlawan harus hidup dalam kerja-kerja pelayanan publik, pengabdian kepada masyarakat, dan pembangunan yang berpihak pada kemanusiaan.
“Para pahlawan telah menebus kemerdekaan dengan darah dan pengorbanan. Tugas kita hari ini adalah menjaga dan mengisi kemerdekaan itu dengan kejujuran, kepedulian, dan semangat kebangsaan,” lanjutnya.
Bunda Indah juga mengajak seluruh ASN dan masyarakat Lumajang untuk meneladani karakter para pahlawan pantang menyerah, rela berkorban, dan setia pada nilai-nilai luhur bangsa. Ia menekankan bahwa kemajuan daerah tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kekuatan moral dan gotong royong masyarakat.
“Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan bukan hanya tema peringatan, tetapi juga panggilan nurani untuk menjadikan setiap langkah kita bermanfaat bagi sesama,” ungkapnya penuh haru.
Prosesi tabur bunga di atas pusara para pahlawan menjadi simbol perjalanan panjang bangsa yang dibangun di atas keberanian dan cinta tanah air. Setiap kelopak bunga yang jatuh di atas makam seakan menyampaikan pesan abadi: bahwa pengorbanan mereka tidak akan pernah sia-sia.
Bagi Pemerintah Kabupaten Lumajang, upacara ziarah ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan media pembelajaran karakter kebangsaan, agar generasi muda tidak melupakan akar perjuangan dan nilai-nilai patriotisme.
Kehadiran para pelajar dan ASN dalam upacara tersebut juga dimaknai sebagai bentuk peneguhan komitmen, bahwa semangat kepahlawanan harus diwariskan lintas generasi.
“Menjadi pahlawan masa kini berarti hadir dengan solusi, bukan keluhan; membangun dengan keikhlasan, bukan ambisi pribadi; dan menjaga keutuhan bangsa dengan cinta, bukan kebencian,” tegas Bunda Indah.
Ia juga menyoroti pentingnya kesatuan sosial di tengah tantangan zaman digital dan modernisasi. Menurutnya, kemajuan teknologi tak boleh mengikis nilai gotong royong, empati, dan nasionalisme. Justru di era modern, semangat pahlawan harus menjadi kompas moral dalam menghadapi disrupsi dan perbedaan pandangan.
“Lumajang akan maju jika setiap warganya menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing guru yang tulus mendidik, petani yang tekun menanam, aparat yang jujur melayani, dan generasi muda yang kreatif berkarya untuk negeri,” pungkasnya.
Dengan penuh hormat, tabur bunga diakhiri dengan doa bersama untuk arwah para pahlawan. Langit pagi Lumajang seakan turut bersaksi atas janji yang diucapkan dalam diam: semangat juang tidak akan padam, karena kemerdekaan ini akan terus dijaga dengan cinta dan kerja nyata






