Di ujung kota kecil yang dihiasi indahnya alam perbukitan yang hijau bahkan indah di pandang, yang mana terdapat deretan bukit kecil yang dimana menjadi saksi bisu cinta sepasang insan manusia yaitu Rama dan Sinta. Setiap sore, mereka berjumpa dan berkumpul di sana untuk dapat menyaksikan betapa indahnya fenomena alam matahari yang terbenam dan betapa indahnya kilauwan warna-warni pantulan cahaya langit senja.Suatu hari, Rama membawa Sinta ke bukit tersebut dengan penuh kasih dan di iringi senyuman manis yang begitu misterius di wajahnya.
Mereka duduk di atas rerumputan yang lembut, memandangi langit yang mulai memerah. Rama mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya dan tersenyum lembut.”Dia seperti lukisan pelangi, bukan?” kata Rama, sambil menunjuk ke langit yang dipenuhi warna-warni.
Sinta mengangguk setuju, “Ya, ini selalu menjadi pemandangan yang menakjubkan.”Rama tersenyum lebih lebar, “Aku ingin kita punya sesuatu yang bisa menjadi saksi cinta kita, seperti pelangi di langit ini.”Dengan tangan gemetar, Rama membuka kotak kecil itu.
Di dalamnya terdapat sejumlah balon kecil berwarna-warni yang diberi tali panjang.”Inilah ‘sarang pelangi’ kita,” ujar Rama sambil menunjukkan balon itu kepada Sinta.
“Setiap balon memiliki warna yang berbeda, seperti perasaan kita yang bercampur aduk, tapi tetap indah.”Sinta terkejut dan terharu.
Mereka bersama-sama mengikat pesan cinta kecil di setiap balon, mewakili janji dan kenangan indah yang mereka bagi bersama. Ketika semuanya siap, Rama dan Sinta melepas balon itu satu per satu.
Dengan lembut, balon-balon kecil melayang di udara. Angin senja membawa mereka pergi, membentuk jejak warna-warni di langit senja yang semakin memudar. Rama dan Sinta menatap dengan hati penuh haru, seperti melihat serangkaian impian mereka yang terbang tinggi menuju langit.”
Setiap warna mewakili satu kisah cinta kita,” kata Rama sambil menatap mata Sinta.Sinta tersenyum dan berkata, “Dan setiap kali kita melihat pelangi di langit senja, kita akan tahu bahwa ‘sarang pelangi’ kita masih ada di sana, di antara warna-warni yang indah itu.”
Mereka duduk di bukit itu, berdua menikmati langit senja yang kini hanya menyisakan jejak pelangi yang semakin pudar. Namun, cinta mereka seperti sarang pelangi itu, tetap hadir dalam setiap warna dan kenangan yang tercipta di langit senja yang indah itu.
- Editor : Amatus.Rahakbauw.K