Harianmerdekapost.com,Pontianak,kalbar – Perpustakaan Digital Taman Pontianak, yang diresmikan pada 28 Februari 2017 oleh Drs. Muhammad Syarif Bando, MM., Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, kini terlihat tidak berfungsi seperti yang diharapkan.
Bangunan yang dahulu diharapkan menjadi pusat literasi digital dan pendidikan masyarakat kini terbengkalai, menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan minim aktivitas.Tidak Berfungsi Seperti yang Direncanakan Dibangun dengan tujuan untuk memberikan akses mudah ke berbagai sumber daya digital bagi masyarakat Pontianak, perpustakaan ini kini hanya menjadi simbol ambisi besar yang belum terealisasi. Sejak peresmiannya,
banyak masyarakat yang berharap perpustakaan ini akan menjadi sumber ilmu yang bisa diakses dengan mudah. Namun, realitanya, gedung ini terlihat sepi dan tidak terawat.
“Saya sering melewati perpustakaan ini, tapi hampir tidak pernah melihat ada aktivitas di dalamnya,” ujar Adi, seorang warga Pontianak. “Sungguh disayangkan karena kita membutuhkan tempat seperti ini untuk belajar dan mengembangkan diri, terutama di era digital ini.”
Kondisi perpustakaan yang terbengkalai ini memicu kekecewaan banyak pihak. Fasilitas yang seharusnya mendukung perkembangan literasi digital kini hanya menjadi bangunan kosong. “Proyek ini awalnya sangat menjanjikan, tetapi kurangnya pengelolaan dan pemeliharaan membuat semua harapan itu sirna,” tambah Edi azhari SH, seorang ketua DPW LSM forum aspirasi dan advokasi masyarakat [FAAM ]wilayah kalimantan barat.
Kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dana untuk pemeliharaan dan pengelolaan perpustakaan. Selain itu, rendahnya minat masyarakat terhadap perpustakaan digital juga menjadi faktor penentu. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk menghidupkan kembali perpustakaan ini.
“Dukungan dari semua pihak sangat penting. Kita perlu mengadakan kegiatan yang menarik untuk masyarakat agar mereka kembali tertarik untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang ada,” kata amin seorang pelajar di pontianak.
Perpustakaan Digital Taman Pontianak yang dulunya diharapkan menjadi pusat literasi digital kini terbengkalai dan tidak berfungsi sesuai harapan. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk menghidupkan kembali perpustakaan ini dan menjadikannya sumber daya yang bermanfaat bagi masyarakat Pontianak. Dengan dukungan dan kolaborasi yang tepat, perpustakaan ini masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan literasi digital di kota ini.
[*kzn,sy yusuf,mulyadi,andi,s tim hmp*]