Harianmerdekapost.com,Pontianak-Kalbar-Di tengah gemerlapnya kota Pontianak yang modern, terselip kekayaan kuliner tradisionalĪ” yang mulai terlupakan, yaitu Labak atau Buduk. Kedua jenis pangan ini adalah warisan kuliner yang sarat dengan nilai budaya dan sejarah.
Labak adalah makanan tradisional yang terbuat dari berbagai sayuran yang direbus dan dicampur dengan bumbu khas. Sayuran yang biasanya digunakan antara lain daun singkong, kangkung, dan daun ubi jalar.dan jengkol, Semua bahan tersebut kemudian diaduk dengan bumbu yang terdiri dari cabai, terasi, dan garam, menghasilkan rasa yang gurih dan pedas.Buduk, di sisi lain, adalah jenis fermentasi makanan yang mirip dengan tempe. Terbuat dari kacang-kacangan yang difermentasi, Buduk memiliki cita rasa yang unik dan kaya akan protein. Proses fermentasi yang panjang membuat Buduk memiliki tekstur yang lembut dan aroma yang khas.Kedua makanan ini tidak hanya menawarkan rasa yang lezat, tetapi juga memiliki nilai gizi yang tinggi.
Namun, sayangnya, Labak dan Buduk mulai jarang ditemukan di meja makan warga Pontianak. Banyak generasi muda yang tidak mengenal apalagi mencicipi makanan tradisional ini, lebih memilih makanan cepat saji dan modern.Para pegiat kuliner dan budaya di Pontianak mengajak masyarakat untuk kembali mengenal dan melestarikan pangan lokal ini.
Mereka mengadakan berbagai kegiatan seperti festival kuliner, workshop memasak, dan kampanye di media sosial untuk menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap Labak atau Buduk.
“Labak dan Buduk adalah bagian dari identitas kita. Melestarikan makanan ini berarti menjaga warisan budaya kita tetap hidup,” ujar boan, salah satu pegiat kuliner tradisional di Pontianak.Dengan upaya bersama, diharapkan Labak dan Buduk bisa kembali populer dan dinikmati oleh berbagai kalangan, baik lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Pontianak.
Kuliner tradisional ini adalah harta yang tak ternilai dan perlu dijaga agar tidak hilang ditelan zaman.[*mulyadi,Bahri,junaidi*]