* KERAJAAN ISLAM YANG PERNAH BERDIRI DI INDONESIA *

Harianmerdekapost.com.Kuburaya kalbar.
Sebelum Indonesia berdiri, ada banyak kerajaan Islam di Nusantara, sebagian kerajaan Islam Nusatara ini berada di wilayah Serambi Makkah

MENURUT catatan sejarah keberadaan kerajaan-kerajaan Islam memiliki kontribusi yang signifikan dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar di Nusantara tersebut tak hanya sukses menyebarkan Islam, tetapi sukses pula memakmurkan perekonomian di wilayah yang berada dalam kepemerintahannya.

Berikut kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia.

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai atau Samudra Darussalam didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudra Pasai terletak di sebelah utara Perlak, sekarang Lhokseumawe (pantai timur Aceh).

Sejarah Kerajaan Samudra Pasai tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah Ibnu Bathutah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah di Samudra pada tahun 1345.

Dalam kitab tersebut terungkap bahwa Samudra Pasai merupakan kerajaan dagang yang makmur. Letak Samudra Pasai sangat strategis, berada di Selat Malaka.

Banyak pedagang dari Jawa, China, dan India yang datang ke sana. Samudra Pasai memiliki mata uang emas yang disebut deureuham (dirham).

Samudra Pasai memiliki kontribusi yang signifikan dalam menyiarkan Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Samudra Pasai juga mencetak kader-kader Islam yang dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya adalah Fatahillah.

Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak dan menjadi penguasa di Banten.

2. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun 1292 karena bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia.

See also  ** Ucapan Selamat Ulang Tahun dari Tim Redaksi kepada Kaperwil Kalimantan Barat Bapak Edi Ashari,S.H **

Sejak berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudra Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225 – 249 H / 840 – 964 M).

Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).

Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan penyebaran dakwah Islam.

Di sektor perekonomian Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri.

Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.

Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M). Inilah sultan terakhir Perlak.

Setelah beliau wafat, Perlak melebur dengan Kerajaan Samudra Pasai dengan raja Muhammad Malikul Dhahir.

3. Kerajaan Demak

Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa ini didirikan oleh Raden Patah. Awalnya Demak berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Kemunduran Majapahit di abad ke-15 memberi peluang bagi Demak untuk berkembang menjadi kota besar dan pusat perdagangan. Dengan bantuan para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa dan wilayah timur Nusantara.

Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau Adipati Unus tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup terkenal sebagai panglima perang pemberani.

Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546). Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan.

See also  Ritual Adat Ngupokoro Tirto Buwono "Nyelameti Nyelametno Banyu"

Sultan Trenggono wafat pada pertempuran di Pasuruan tahun 1546. Sepeninggalan Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan Sunan.
Mulyadi,Sy.yusuf ( Tim HMP )

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *