Jejak Doa di Tanah Para Nabi: Kisah Ibu Emma Wanma, Putri Cenderawasih di Mesir

Langit Kairo memerah saat mentari senja menembus celah bangunan tua yang menyimpan ribuan tahun sejarah. Di antara keramaian kota kuno itu, hadir seorang perempuan Papua yang tak biasa. Ibu Pdt. Emma Wanma, yang dikenal sebagai “Putri Cenderawasih”, melangkah dengan iman yang teguh bersama Tim Doa dari Tanah Papua.

Hati mereka terbakar oleh semangat untuk berdoa dan belajar dari peradaban besar yang pernah menjadi saksi karya tangan Tuhan.

Dengan jubah putih dan senyum lembut, Ibu Emma menyentuh dinding batu tua yang dulunya menjadi tempat Musa dibesarkan.

Air matanya mengalir pelan, bukan karena kesedihan, melainkan karena kekaguman dan rasa syukur. “Tuhan yang sama yang bekerja di Mesir ribuan tahun lalu, adalah Tuhan yang juga menyertai tanah Papua hari ini,” bisiknya pelan.

Perjalanan mereka bukan sekadar wisata rohani. Di setiap tempat yang mereka kunjungi—piramida, Sungai Nil, dan Gunung Sinai—doa-doa dinaikkan. Mereka membawa permohonan dari Tanah Papua: pemulihan, persatuan, dan kebangkitan rohani. Di bawah bayang-bayang sphinx, mereka memuji Tuhan dalam bahasa daerah, dan dalam keheningan padang gurun, mereka merasakan hadirat-Nya yang nyata.

Ibu Emma memimpin doa dengan suara lembut tapi kuat. Kata-katanya menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya. Ia percaya bahwa iman tak mengenal batas geografis. Dari ujung Timur Indonesia, Tuhan bisa mengangkat anak-anak-Nya ke panggung dunia, menjadi terang di antara bangsa-bangsa.

“Perjalanan ini bukan tentang kami,” katanya kepada seorang pemandu Mesir yang terharu, “tetapi tentang Tuhan yang menyatukan bangsa-bangsa lewat kasih.”

Kisah mereka menjadi saksi bahwa ketika hati rindu kepada Tuhan, tak ada tempat yang terlalu jauh, tak ada mimpi yang terlalu tinggi. Dari Papua ke Mesir, Putri Cenderawasih mengajarkan bahwa doa dan kasih mampu menjangkau sejarah dan membentuk masa depan.

See also  Pantau Wilayah Terdampak Banjir, Kapolres Pasuruan Turun Ke Lokasi Berikan Bantuan

Editor Amatus.Rahakbauw. K

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *