Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Janji manis PT Bandar Laut Dunia (Balad Grup) untuk membangun ekonomi maritim lokal mulai dipertanyakan. Perusahaan yang mengklaim siap menggelontorkan investasi hingga Rp100 triliun dalam 10 tahun ke depan itu ternyata gagal memenuhi kewajiban paling dasar, membayar upah buruh.
Sebanyak 15 pekerja lokal di keramba milik PT Balad Grup di Pulau Saobi, Kecamatan Kangayan, Sumenep, tak menerima gaji sejak Juni hingga Agustus 2025.
Setelah desakan publik menguat, perusahaan akhirnya angkat bicara, namun bukan untuk menyelesaikan, melainkan memberi alasan.
“Kami tidak pernah berniat menelantarkan karyawan. Kami masih menunggu pencairan dana dari mitra kerja sama agar hak-hak karyawan bisa segera dibayarkan.” ujar perwakilan perusahaan, Hariyanto, Kamis (11/9).
Alih-alih menunjukkan kepastian, Hariyanto justru menyamakan nasibnya dengan para buruh, dengan menyebut dirinya juga hanya karyawan yang berharap masalah ini segera selesai.
“Saya juga karyawan di sini. Kami hanya berharap ada sedikit waktu agar urusan administrasi dan keuangan dengan pihak ketiga bisa tuntas, sehingga gaji karyawan segera terbayarkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Saobi, Hosaini, yang ikut memantau persoalan ini memberikan yang sama, dirinya hanya mengimbau para pekerja tetap bersabar.
“Pihak perusahaan sudah berkomitmen untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Semua sudah saya komunikasikan,” ujarnya.
Sebelumnya, informasi mengenai penunggakan gaji mencuat setelah pemuda setempat, Diyaul Hakki atau Deki, mengungkap bahwa para pekerja keramba belum menerima pembayaran sejak beberapa bulan terakhir.
Fakta ini menjadi ironi mengingat skala besar proyek yang dijalankan perusahaan, termasuk janji menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pesisir serta menargetkan investasi hingga Rp100 triliun dalam 10 tahun mendatang. (*)