Kami Bukan Orang Hebat, Kami Hanya Jurnalis yang Punya Hati

Kami bukanlah orang besar yang hidup bergelimang harta atau kekuasaan.

Kami hanya seorang jurnalis, seseorang yang kerap dipandang sebelah mata.

Tidak ada mobil mewah yang mengantar, tidak ada rumah megah yang menyambut.

Bahkan, terkadang kami harus berjalan kaki menyusuri lorong-lorong kota atau desa terpencil hanya untuk mencari cerita.

Kami tidak punya apa-apa, sobat. Yang kami miliki hanyalah pena yang menari di atas kertas dan mata yang menangkap realita di setiap sudut kehidupan. Tapi, meski kami bukan orang hebat, kami punya hati.

Hati ini selalu bergetar saat melihat seorang ibu tua menahan tangis di depan rumah yang hampir roboh.

Hati ini hancur saat menyaksikan anak-anak kecil yang berjalan tanpa alas kaki, perut mereka kosong, tapi tawa mereka tetap renyah.

Hati ini tak pernah tenang ketika kebenaran dibungkam, atau ketika suara-suara kecil diabaikan.

Menjadi jurnalis bukan soal nama besar atau tepuk tangan. Ini adalah panggilan hati untuk menyuarakan apa yang tak terdengar, untuk menceritakan apa yang tak terlihat.

Kami tak hebat, tapi kami tahu bahwa setiap langkah yang kami ambil, setiap cerita yang kami tulis, adalah bagian kecil dari upaya merajut keadilan dan harapan.

Jadi, kepada mereka yang merasa angkuh, ingatlah bahwa hidup ini bukan hanya tentang kekuasaan atau harta.

Hidup adalah tentang bagaimana kita saling mengisi, saling mendengarkan, dan saling berbagi.

Kami bukan siapa-siapa, tapi kami tahu, di balik kata-kata yang kami tulis, ada kekuatan untuk mengubah dunia, meski hanya sedikit. Sebab, kami adalah jurnalis. Dan jurnalis punya hati.

Editor : ARK

See also  Babinsa Sidotopo Sinergi dengan Projopati dan Satpol PP untuk Ciptakan Lingkungan Kondusif

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *