Asal Usul Tradisi Budaya Perang Topat Di Lombok Nusa Tenggara Barat

Harianmerdekapost.com, Pasuruan, Jatim – Berdasarkan hasil konfirmasi Tim media harian merdeka post hari Jum’at tanggal (10-01-2025) jam 13.30 WIT setelah habis sholat Jum’at Tim media harian merdeka post menemui Tokoh Agama setempat Bapak Salehuddin dan Bapak Nardi untuk konfirmasi tentang Asal-usul adanya tradisi budaya Perang Topat Di Lombok Nusa Tenggara Barat, secara bergantian kedua beliau menjelaskan, bahwa legenda cerita rakyat perang topat pertama kali digelar sebagai bentuk penghormatan kepada Datu Tuan Raden Sumilir yang berkat kewaliannya berhasil merubah daerah Lingsar yang dulunya tandus dan gersang menjadi subur dan memiliki sumber air yang berlimpah. Tuturnya!!.

Sedang berdasarkan narasi yang disampaikan oleh sejarawan H.L . Azhar dalam bukunya Arya Banjar Getas, mengatakan bahwa Tradisi Perang Topat dicetuskan oleh Raja Singasari Lombok untuk memperingati kemenangan Karangasem atas kerajaan Pejanggik pada tahun 1722 dan kerajaan Selaparang pada tahun 1725. Tuturnya!!

Dalam pelaksanaannya, Ritual Perang Topat selalu diiringi dengan upacara Pujawali oleh umat Hindu.
Dengan rangkaian ragam acara meliputi Peresean, Pemasangan Abah-Abah , Pembuatan kebon Odek,Haul Islami,Mendak Betara,Ngalilingan Kaoq, Hiburan rakyat dan pameran pusaka desa.


Pada pelaksanaan seni dan budaya lokal turut tampil ambil bagian untuk memeriahkan acara tersebut seperti Melayangin, Beteteh dan upacara bukak botol Momot.Jelasnya!!.

Perang Topat adalah tradisi tahunan yang dilakukan oleh Umat Islam dan Hindu di Lombok Nusa Tenggara Barat.
Tradisi ini merupakan simbol persaudaraan dan antara kedua umat beragama.

Perang Topat ini dilaksanakan di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat setiap bulan purnama ke 7 dalam penanggalan Suku Sasak.

Untuk ragam rangkaian kegiatan perayaan tradisi perang Topat Mengelilingi sesaji berupa makanan,buah dan hasil bumi sebagai sarana persembahyangan Ritual di Kemalik di pura Lingsar,lalu saling lempar ketupat antara Umat Islam dan Hindu.

See also  Bagaimana Cara Menjadi Mentor Yang Hebat?

Kemudian membawa pulang ketupat yang sudah digunakan untuk perang -perangan.

Perang Topat merupakan warisan budaya Takbenda ( WBTB) yang telah diakui secara Nasional pada tahun 2020. Tambahnya!!.(Budhi H).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *