Bitung,Sulut-Harianmerdekapost.com -Tim Gabungan Polres Bitung bersama Polsek Maesa berhasil menangkap pelaku penganiayaan dengan senjata tajam di Kompleks Sari Kelapa, Kelurahan Bitung Timur, Kecamatan Maesa, Kota Bitung, pada Rabu (2/4/2025) pukul 15.00 WIT.
Penganiayaan terjadi setelah pelaku, JAH (22), dan korban, Andika Mehipe (24), bersama teman-temannya menggelar pesta minuman keras (miras) di pangkalan ojek Kompleks Sari Kelapa pada Selasa malam (1/4/2025) sekitar pukul 21.00 WIT. Pesta berlanjut hingga Rabu dini hari (2/4/2025) sekitar pukul 05.00 WIT.
Mereka kemudian berpindah ke samping rumah pelaku untuk melanjutkan pesta miras. Sekitar pukul 06.00 WITA, korban yang dalam keadaan mabuk mulai menanyakan handphone miliknya dengan nada keras kepada pelaku. Pelaku, yang juga dalam keadaan mabuk, membalas dengan nada tinggi, sehingga terjadi adu mulut.
Sekitar pukul 06.20 WIT, pelaku pergi ke rumahnya, mengambil sebilah pisau penikam, dan menyelipkannya di pinggang sebelum kembali ke lokasi pesta.
Ketegangan meningkat saat korban kembali menanyakan handphonenya sekitar pukul 06.30 WIT. Korban lalu terlibat perkelahian dengan teman pelaku. Merasa kesal, pelaku langsung mengeluarkan pisau dan menikam korban dua kali, mengenai siku kiri dan pantat sebelah kanan. Setelah itu, pelaku melarikan diri.
Mendapat laporan penganiayaan,Tim 1 Patroli Tarsius Presisi dan Tim Resmob Polsek Maesa segera melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. Pada pukul 15.00 WIT, pelaku berhasil diamankan di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.
Pelaku kemudian dibawa ke Polsek Matuari untuk pemeriksaan lebih lanjut dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Kapolsek Maesa, AKP Ferry Padama, SH, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelaku saat ini telah diamankan di Mapolsek, sementara barang bukti berupa senjata tajam masih dalam pencarian.
Korban: Andika Mehipe (24), Nelayan, warga Kecamatan Maesa, Kota Bitung.
Pelaku: JAH (22), Wiraswasta, warga Kecamatan Maesa, Kota Bitung.
Senjata tajam yang digunakan dalam penganiayaan masih dalam pencarian.
(Michael Mangaha)
Editor: Amatus Rahakbauw K.
