“Natal Pertama Tanpa Mama”

Penulis : Amatus.Rahakbauw.K

Desember selalu membawa kenangan indah yang penuh sukacita. Bagi banyak orang, bulan ini adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan Natal.

Tapi bagi Sari, Natal tahun ini terasa berbeda dan penuh kerinduan. Ia merindukan sosok yang sangat berharga dalam hidupnya — Mama.

Setiap Natal, Mama selalu membuat rumah tampak hangat dan meriah. Ada aroma kue jahe yang manis dari dapur, pohon Natal yang dihias dengan lampu-lampu kecil, dan kartu ucapan yang berjejer rapi di atas meja.

Mama yang penuh cinta selalu memberikan pelukan hangat, membawa kebahagiaan yang tak tergantikan.

Namun, Natal kali ini adalah Natal pertama Sari tanpa Mama di sisinya. Mama telah pergi untuk selamanya beberapa bulan yang lalu.

Sari mencoba tegar, tetapi kerinduannya begitu kuat. Setiap sudut rumah mengingatkan Sari pada Mama.

Ketika malam Natal tiba, Sari merasa kesepian meski banyak teman dan keluarga yang datang. Ia hanya bisa duduk diam, memandangi pohon Natal yang Mama pasang terakhir kali.

Sari menatap pohon itu, lalu tanpa sadar, ia tertidur di sofa ruang tamu. Dalam mimpinya, ia melihat Mama sedang berdiri di samping pohon Natal, tersenyum lembut padanya. Mama tampak sehat, damai, dan penuh kasih seperti biasanya.

“Mama…” bisik Sari dalam mimpinya.

Mama hanya tersenyum, lalu mendekat dan merengkuh Sari dalam pelukan hangat. “Sari, Mama selalu ada di hatimu.

Meski Mama tidak lagi di sini, cintaku selalu bersamamu,” kata Mama lembut. “Rayakan Natal ini dengan sukacita, ya, Nak. Mama ingin kamu bahagia.”

Sari mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Dalam mimpi itu, ia merasa damai, seolah beban rindunya sedikit berkurang. Ia merasa dikuatkan oleh kata-kata Mama dan pelukan hangatnya.

See also  Dengan Penuh Khidmat Warga Perumahan Villa Kencana Cikarang Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H

Ketika Sari terbangun, ia masih merasakan hangatnya pelukan Mama. Ia menyadari, meski Mama tidak lagi di dunia ini, kasih Mama tetap hidup di hatinya.

Sari berjanji pada dirinya sendiri untuk melanjutkan tradisi Mama, merayakan Natal dengan penuh cinta dan kebahagiaan.

Dengan senyum di wajahnya, Sari bangkit dan mulai menyiapkan kue jahe, seperti yang biasa ia lakukan bersama Mama.

Ia merasa Mama hadir di setiap langkahnya, mengajarinya bahwa kasih tak terbatas oleh jarak maupun waktu.

Natal ini, Sari tidak lagi merasa sendiri. Ia tahu, di suatu tempat, Mama juga merayakan Natal bersamanya.(ARK)

Editor : Amatus.Rahakbauw. K

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *