Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Komisi I DPRD Kabupaten Sumenep akhirnya angkat bicara terkait kelangkaan dan mahalnya harga gas LPG 3 kg yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir di tengah masyarakat.
Anggota Komisi I, Chairul Anwar mengatakan jika kelangkaan dan mahalnya harga LPG 3 Kg bukan disebabkan oleh distribusi dari Pertamina, melainkan adanya dugaan permainan oleh oknum agen dan sub agen di lapangan.
Berdasarkan rapat bersama Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep, pihak pemerintah daerah memastikan bahwa pasokan dari Pertamina berjalan normal tanpa kendala. Bahkan, disebutkan tidak ada pengurangan kuota atau pembatasan distribusi dari pusat.
“Dari pengakuan bagian perekonomian, pengiriman dari SPBE ke agen berjalan lancar. Jadi kelangkaan ini bukan karena pasokan terganggu,” ungkap Chairul Anwar, Senin (16/6).
Chairul menduga kuat ada praktik nakal yang dilakukan oleh agen hingga ke sub agen, yang menyebabkan gas bersubsidi ini menjadi langka dan harganya melambung tinggi di pasaran.
“Pasokan lancar, tapi kenapa masyarakat tetap sulit mendapatkan gas? Jawabannya jelas, karena ada yang bermain. Kami mencurigai adanya penimbunan atau pengalihan distribusi oleh oknum agen. Kalau terbukti, kami akan rekomendasikan pencabutan izin usaha mereka,” tegasnya.
Chairul juga mengungkapkan, secara logika dan perhitungan, satu tabung gas 3 kg untuk kebutuhan rumah tangga normal seharusnya tidak habis dalam waktu satu hari. Namun fakta di lapangan berbeda, karena harga terus naik dan ketersediaannya langka.
“Pengecer tidak mungkin menimbun banyak karena mereka tidak punya tempat. Jadi, siapa yang bermain kalau bukan agen ke sub agen?” tambahnya.
Komisi I DPRD Sumenep mendesak pihak terkait untuk melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi LPG 3 kg dan menindak tegas para pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Kami tidak ingin masyarakat terus dirugikan. Gas 3 kg ini disubsidi negara untuk rakyat kecil. Jika ada yang mempermainkan maka kami rekomendasikan untuk mencabut izinnya,” pungkas Chairul.
Sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian Dadang Dedy Iskandar, menegaskan bahwa pasokan gas LPG 3 kg di wilayah Sumenep dalam kondisi aman.
Pihaknya memastikan tidak terjadi kelangkaan, namun ada peningkatan konsumsi masyarakat yang menyebabkan kesan seolah-olah terjadi kekurangan.
“Bisa dikatakan ini bukan kelangkaan. Kami sudah turun langsung ke lapangan bersama tim, melakukan monitoring terhadap agen dan pangkalan. Disana distribusi gas LPG 3 kg berjalan lancar,” kata Dadang.
Menurutnya, lonjakan konsumsi disebabkan oleh adanya hari besar dan hari libur dalam beberapa pekan terakhir.
“Biasanya masyarakat membeli dua tabung, tapi karena kebutuhan meningkat, mereka membeli sampai empat tabung. Ini yang membuat permintaan naik signifikan,” jelasnya.
Sebagai bentuk antisipasi, Pemkab Sumenep telah mengajukan penambahan kuota fakultatif kepada Pertamina. Hasilnya, tambahan 30.000 tabung LPG 3 kg telah disetujui dan sudah mulai disalurkan ke wilayah-wilayah terdampak.
“Kami pastikan penambahan kuota ini didistribusikan tepat sasaran, terutama kepada masyarakat kurang mampu. Kami terus mengingatkan agen dan sub agen agar tidak menjual ke pengecer dalam jumlah besar tanpa kontrol,” tegas Dadang. (*\Nri)