Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Komisi IV DPRD Kabupaten Sumenep berkomitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan para guru Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Hal ini disampaikan saat mereka menerima audiensi dari Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTK) PGRI dan Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Usia Dini (Himpaudi) di Graha Paripurna DPRD Sumenep pada Selasa (26/3).
Dalam pertemuan tersebut, para guru TK dan PAUD menyampaikan aspirasi mereka terkait kondisi kesejahteraan yang dinilai masih jauh dari layak.
Mereka berharap bisa mendapatkan hak yang setara dengan guru tingkat SD hingga SMA, termasuk kesempatan untuk mengajukan sertifikasi guru.
Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, Mulyadi, mengakui bahwa kesejahteraan guru TK dan PAUD masih menjadi persoalan serius dalam dunia pendidikan.
Ia menyoroti kondisi sebagian guru PAUD yang hanya menerima upah sekitar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per bulan.
Menurut Mulyadi, salah satu kendala utama adalah belum adanya regulasi yang mengatur keberadaan guru PAUD secara formal.
“”Pada dasarnya, teman-teman Himpaudi itu butuh payung hukum terkait keberadaannya. Karena selama ini undang-undang itu tidak mengatur tentang teman-teman pengajar yang ada di PAUD. Beda dengan TK, kalau di TK mereka bisa sertifikasi. Tapi kalau di PAUD, karena dianggapnya non-formal, maka PAUD itu tak punya legitimasi untuk mengajukan sertifikasi guru dan lain-lain. Paling bisanya cuma insentif,” ujarnya, Selasa (25/03/2025).
Oleh sebab itu, Komisi IV DPRD Sumenep berjanji akan mencari solusi atas permasalahan ini agar para guru TK dan PAUD tetap semangat dalam menjalankan tugasnya.
Apalagi, lanjut Mulyadi guru TK dan PAUD sangat penting dalam dunia pendidikan, sehingga tidak ada alasan bagi pemerintah untuk mengabaikan kesejahteraan mereka.
“Salah satu langkah yang tengah kami rencanakan adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumenep serta kunjungan kerja ke Kementerian Pendidikan dan Komisi X DPR RI. Karena kalau mendengar curhatan mereka tuh sangat miris,” pungkasnya. (*\Nri)