“Di Balik Nada, Ada Luka” Efesus 5:18 – Firman Itu Tajam Bermata Dua dan Garam Hidup

Pagi itu, suasana ibadah di gereja dipenuhi sukacita. Lagu-lagu pujian bergema indah, jemaat mengangkat tangan, dan hadirat Tuhan terasa nyata. Namun, di balik dentingan nada yang merdu, tersembunyi sebuah pergumulan dalam hati Daniel — pemain keyboard yang setiap minggu berdiri di altar.

Tak seorang pun menyadari bahwa pagi itu Daniel bermain musik dengan kepala yang masih berat akibat mabuk semalam. Ia mencoba menutupi kelemahannya dengan parfum dan senyum palsu. Tapi Tuhan tidak melihat penampilan, Ia melihat hati yang terluka dan tersembunyi.

Setelah ibadah, Pendeta mendekatinya dengan kasih. “Daniel,” katanya lembut, “aku datang bukan untuk menghakimimu, tapi untuk membawa Firman yang memulihkan.”

Ia membuka Alkitab dan membaca:

“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” (Efesus 5:18)

Lalu ia melanjutkan:

“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12)

Firman itu menembus tembok yang Daniel bangun selama ini. Ia terdiam, lalu air mata mengalir di pipinya.

“Aku kira Tuhan hanya peduli pada musikku, pada suara dan kemampuanku. Tapi ternyata, yang Tuhan cari adalah hatiku… yang bersih dan jujur,” ucapnya lirih.

Pendeta tersenyum, menepuk bahunya dan berkata, “Kamu bukan hanya pemain musik. Kamu adalah garam dan terang. Tapi jika garam kehilangan rasa, bagaimana ia bisa memberi rasa pada dunia?”

Hari itu menjadi awal perubahan bagi Daniel. Ia meninggalkan kebiasaan buruk dan kembali melayani, bukan karena tuntutan, tapi karena pertobatan. Ia belajar memuji Tuhan bukan hanya dengan musik, tetapi dengan hidup yang dipenuhi Roh Kudus.

See also  Seluruh PAC Dan Pengurus DPC Gerindra Kompak Merekomendasikan H. Rusdi Sutejo Calon Bupati Pasuruan

Refleksi:

Rasul Paulus berkata, “Aku datang bukan membawa persoalan, tapi membawa Firman.”
Jangan jadikan pelayanan sebagai pelarian atau topeng. Tuhan tidak mencari penampilan, tapi hati yang remuk dan rindu disucikan. Biarlah kita memuji Tuhan bukan hanya dengan nada, tetapi dengan hidup yang jujur, kudus, dan penuh kasih. Karena hanya Firman yang bisa menyentuh luka terdalam dan mengubah hidup kita.

 

 

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *