Aku dilahirkan dari keluarga sederhana. Ayahku seorang sopir angkut, menghabiskan sebagian besar hidupnya di belakang kemudi, mengantarkan orang-orang dari satu tempat ke tempat lain. Bagi mereka, dia hanyalah seorang pria yang bekerja keras, tapi bagiku, dia adalah pahlawan yang tak pernah mengenal lelah. Sementara itu, ibuku adalah seorang guru SD biasa. Ia mengajar dengan penuh kesabaran dan cinta kepada murid-muridnya, berharap bahwa ilmu yang ia bagikan akan membawa mereka ke masa depan yang lebih baik.
Hidup kami tak pernah berlimpah materi, tapi ayah dan ibu selalu memastikan aku dan adik-adikku tidak kekurangan cinta dan perhatian. Kami tinggal di rumah kecil di pinggir kota. Setiap pagi, aku mendengar suara mesin truk angkut ayah yang bersiap memulai hari panjangnya di jalanan. Sementara itu, ibu bergegas menyiapkan sarapan sambil sesekali mengingatkan kami untuk belajar dan bersikap baik.
Dulu, aku sering merasa rendah diri. Aku hanyalah anak sopir angkut dan seorang guru SD. Teman-temanku di sekolah berasal dari keluarga yang lebih berada. Mereka berbicara tentang liburan ke luar kota atau membeli barang-barang mahal yang aku hanya bisa bayangkan. Kadang-kadang aku bertanya-tanya, apakah hidupku hanya akan begini selamanya?
Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadari sesuatu yang berharga. Ayahku, dengan segala kelelahan dan keringatnya, tak pernah mengeluh. Setiap sore, ketika ia pulang ke rumah dengan wajah letih, ia masih menyempatkan diri untuk bercanda dengan kami, menceritakan kisah-kisah tentang orang-orang yang ia temui sepanjang hari. Ia mengajarkanku tentang kerja keras dan dedikasi. Sementara ibu, dengan senyumnya yang lembut, selalu mendorongku untuk bermimpi besar meski hidup kami sederhana. Ia percaya bahwa setiap orang punya potensi, tidak peduli dari mana asalnya.
Aku mulai melihat bahwa kekayaan bukan hanya tentang uang atau harta benda. Kekayaan sejati ada dalam nilai-nilai yang diajarkan ayah dan ibu kepadaku: kejujuran, kerja keras, dan cinta yang tulus. Mereka mungkin tak bisa membelikanku hal-hal mewah, tapi mereka memberiku sesuatu yang jauh lebih berharga — keyakinan bahwa aku bisa menjadi siapa pun yang aku inginkan jika aku mau berusaha.
Hari ini, aku berdiri di sini bukan hanya sebagai anak sopir angkut atau guru SD biasa. Aku berdiri sebagai seorang wanita yang kuat, yang bangga dengan asal-usulnya. Aku mungkin hanya seorang wanita, tapi aku tahu bahwa dalam kesederhanaan keluargaku, aku menemukan kekuatan untuk mengejar impianku dan menjadi lebih dari yang pernah kubayangka
Dan untuk itu, aku bersyukur.(ARK).
Editor : Amatus.Rahakbauw.K