Lahirnya Yesus Menggambarkan Kasih Tuhan Bagi Dunia.

Jakarta.,Harianmerdekapost.com – Setiap bulan Desember umat Kristiani bersuka cita dalam Natal.ujar Ev.Edwin Barnabas Fonataba saat dihubungi Wartawan Harianmerdekapost.com melalui di tempat kediaman di Jakarta Selasa pagi (19/12) wit mengatakan.

Bahwa suka cita Natal dirayakan dengan berbagai cara mulai dari yang sederhana sampai mewah.
Namun di tengah suka cita pesta, keceriaan, dan hadiah, mari luangkan waktu sejenak untuk merenungi makna Natal yang sesungguhnya menurut Alkitab, merenungi kehadiran Yesus dalam iman Kristiani.

Natal adalah momen spiritual bagi umat Kristiani merayakan kelahiran Yesus. Lahirnya Yesus menggambarkan kasih Tuhan bagi dunia.

Seperti yang tertulis pada Lukas 2: 4-19 “Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Bethlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud. Supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”

Ramalan tentang kedatangan Yesus sudah terlebih dahulu ditulis oleh Yesaya pada kisah perjanjian lama di Alkitab. Saat umat Kristiani merayakan Natal, sejatinya merayakan suatu momen dalam sejarah ketika sebuah ramalan tergenapi.

Meski tidak diketahui pasti kapan tanggal lahir Yesus, namun kehadiran Yesus sang Juru Selamat ke dunia dimaksudkan untuk menebus dosa manusia.

Tanpa Yesus, umat manusia akan tenggelam dalam dosa. Dosa yang diwariskan dari manusia pertama ciptaan Tuhan, Adam dan Hawa.

Namun demikian, umat Kristiani banyak yang larut dalam pesta serta menganggap Natal sebagai perayaan tahunan yang biasa saja. Natal haruslah dimaknai sebagai kelahiran Raja di atas segala Raja.

See also  Nahdliyin Bersatu, Ratusan Kiai dan Bu Nyai Nahdliyin Pasuruan Barat Satu Barisan Menangkan Paslon MUDAH

Memaknai kelahiran dan pengorbanan Tuhan dengan introspeksi diri sebagai berikut.

Memperbaiki komunikasi dengan Tuhan sesungguhnya dan memperbaharui cara berkomunikasi dan komitmen dengan Tuhan.
Dalam hidup seringkali manusia disibukkan dengan aktivitas hingga lupa membiasakan diri berbicara dengan Tuhan melalui doa.

Saat ibadah minggu pun, manusia masih disibukkan dengan smartphone dan sering menyudahi ibadah lebih dulu sebelum menerima berkat.

Sementara akan rajin berdoa saat hanya membutuhkan atau menginginkan sesuatu maupun dirundung kesusahan. Momen Natal ini menjadi waktu yang tepat bagi manusia untuk lebih bisa memperbaharui cara berkomunikasi dan komitmen dengan Tuhan.

Merenungi makna Natal yang sesungguhnya menurut Alkitab
Setelah memperbaiki komunikasi dengan Tuhan, buatlah tujuan rohani dalam hidup Anda. Tak harus menjadi pendeta untuk menjawab panggilan Tuhan.

Anda bisa memulainya dengan dari hal sederhana seperti aktif dalam pelayanan gereja.

Memulai dari pelayanan gereja, Anda akan secara terbiasa menjalin komunikasi dengan Tuhan. Komunikasi yang baik menandakan kedekatan Anda dengan Tuhan dan bagaimana Anda mengandalkan Tuhan bekerja dalam hidup anda.

Dengan demikian setiap perayaan hari besar Kristiani dapat dimaknai dengan baik. Termasuk merenungi makna Natal yang sesungguhnya menurut Alkitab yang lebih dari sekadar pesta dan bertukar hadiah.

Kemudian sadari apa yang menjadi bakat anda. Tuhan membekali manusia dengan talenta tertentu yang dapat kita kembangkan. Melalui talenta inilah bagaimana Tuhan berkarya dalam Anda.

Talenta itu juga bisa disalurkan ke dalam pelayanan gereja. Jika Anda bakat bermusik bisa membantu para choir dalam ibadat gereja.

Merenungi Makna Natal dengan Introspeksi Diri
Introspeksi diri saat Natal bersama keluarga juga merupakan bentuk memaknai kelahiran Yesus ke dunia dan pengorbanannya untuk umat manusia.

See also  Terapkan Pendekatan Proaktif, Babinsa Wotgalih dalam Memantau Kegiatan Pengunjung Pantai Mbah Drajit Wotgalih

Saling memaafkan kesalahan dalam keluarga merupakan cerminan cinta kasih Yesus akan anak-anak-Nya.

Natal haruslah menjadi cerminan baik untuk diri sendiri, keluarga, dan orang sekitar.

Natal menjadi saat yang tepat memperbaiki diri dengan Tuhan dan sesama. Bagaimana hidup kita dapat menjadi berkat untuk banyak orang.

(Amatus.Rahakbauw/K)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *