Pemkab Sumenep Gelar Musabaqoh Qiro’atil Kutub Tingkat Kabupaten

Pemkab Sumenep Gelar Musabaqoh Qiro’atil Kutub Tingkat Kabupaten

Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) menggelar Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) tingkat kabupaten.

Kegiatan keagamaan ini berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep dan secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati KH. Imam Hasyim menyampaikan bahwa kegiatan MQK ini diharapkan menjadi sarana untuk menumbuhkan semangat belajar dan mengkaji kitab kuning di kalangan para santri.

“Semoga kegiatan ini menjadi pemicu bagi para santri untuk terus giat belajar dan mendalami ilmu agama,” ujarnya.

Wabup menegaskan, tujuan utama dari pelaksanaan Musabaqoh Qiro’atil Kutub bukan sekadar meraih kemenangan, tetapi lebih pada menanamkan semangat dan motivasi kepada para santri agar istiqamah dalam menuntut ilmu.

“Musabaqoh ini bukan semata-mata untuk mencari juara, tetapi bagaimana para santri memiliki semangat dan spirit untuk terus belajar, mengkaji, serta memahami kitab kuning,” tambahnya.

Menurut KH. Imam Hasyim, kitab kuning merupakan karya ulama yang sangat berharga dan memiliki kedalaman ilmu luar biasa. Membaca dan memahaminya memerlukan ketekunan, kreativitas, serta penguasaan ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah, dan mantiq.

“Kitab kuning ini adalah karya yang langka dan sangat bernilai. Tidak mudah membacanya, dibutuhkan kesungguhan, ketelatenan, dan kemampuan memahami ilmu alat,” tuturnya.

Ia juga menekankan, pesantren memiliki peran penting sebagai pusat pengkajian kitab kuning sekaligus menjadi pilar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

“Pesantren selama ini menjadi tolak ukur dalam pengkajian kitab kuning dan memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak tokoh dari kalangan santri yang turut andil dalam dunia demokrasi,” ungkapnya.

Melalui kegiatan MQK ini, diharapkan para santri di Kabupaten Sumenep semakin termotivasi untuk menguasai literatur keislaman klasik serta terus menghidupkan tradisi intelektual pesantren yang penuh nilai dan kedalaman makna.

READ  Kecerdasan Kades Randupitu Telah Memberikan Berkah Buat Warga Desanya

Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, Kamiluddin, menyampaikan bahwa pelaksanaan Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) ini memiliki makna dan tujuan yang sangat penting bagi dunia pesantren.

Menurutnya, kegiatan tersebut bukan hanya ajang perlombaan membaca kitab kuning, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan kecintaan para santri terhadap warisan intelektual para ulama.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kecintaan para santri terhadap kitab kuning, meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca, memahami, serta menguraikan kandungan kitab kuning. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat silaturahmi antarpondok pesantren sebagai bentuk kolaborasi dalam menjaga persatuan dan kemajuan umat,” ujar Kamiluddin.

Ia menjelaskan, jumlah peserta MQK tahun ini mencapai 102 santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sumenep. Para peserta terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu Marhalah Ula sebanyak 16 santri, Marhalah Wustha sebanyak 53 santri, dan Marhalah Ulya sebanyak 32 santri.

Untuk menjaga kualitas dan objektivitas penilaian, panitia menghadirkan sembilan orang dewan juri. Setiap tingkatan lomba akan dinilai oleh tiga orang juri yang berkompeten di bidangnya.

“Kegiatan seperti MQK ini diharapkan semangat keilmuan para santri semakin tumbuh, dan tradisi pesantren dalam mengkaji kitab kuning terus terpelihara sebagai bagian dari upaya membangun peradaban Islam yang berakar pada nilai-nilai luhur keilmuan dan kebangsaan,” tukasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *