KONSUMSI SETIA MELAYANI DENGAN SEMANGAT

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi bukit hijau dan pantai yang indah, Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Papua Barat mengadakan Pelatihan Worship Leader dan Tim Musik pada 28-29 Maret 2025. Acara ini berlangsung di GPdI Hosana, yang terletak di Jalan Merapi Fanindi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Pelatihan ini bukan hanya sekadar ajang untuk meningkatkan keterampilan musik dan kepemimpinan dalam ibadah, tetapi juga menjadi momentum bagi setiap peserta untuk memperbarui hati dalam melayani Tuhan dengan kesetiaan dan semangat baru.

Kesetiaan yang Berbuah Manis

Sonia, seorang pemudi yang telah lama melayani sebagai pemimpin pujian di gerejanya, datang ke pelatihan dengan hati yang lelah. Ia merasa tugasnya semakin berat, dan sering kali ia bertanya-tanya, “Apakah pelayananku sungguh berarti?”

Namun, di sesi pertama pelatihan, seorang pembicara berkata, “Melayani Tuhan bukan tentang seberapa besar bakat kita, tetapi seberapa setia kita dengan apa yang sudah Tuhan percayakan.” Kata-kata itu menusuk hatinya. Sonia tersadar bahwa ia terlalu fokus pada kelelahannya, bukan kepada Tuhan yang memanggilnya untuk melayani.

Dalam sesi berikutnya, ia belajar bahwa pelayanan ibadah bukan hanya tentang menyanyi atau memainkan alat musik dengan baik, tetapi tentang membawa jemaat mengalami hadirat Tuhan. Ia mulai memahami bahwa setiap nada yang dimainkan, setiap lirik yang dinyanyikan, dan setiap gerakan dalam ibadah adalah persembahan bagi Tuhan.

Semangat yang Tak Pernah Padam

Di hari kedua pelatihan, seorang pemusik senior berbagi kisahnya. “Saya pernah ingin berhenti melayani karena merasa tidak dihargai. Tapi Tuhan mengingatkan saya bahwa pelayanan ini bukan tentang saya, melainkan tentang Dia.”

Kesaksian itu membuat Sonia menangis. Ia menyadari bahwa selama ini ia mencari pengakuan manusia, padahal yang paling penting adalah bagaimana Tuhan melihat pelayanannya.

See also  Jelang Musim Penghujan, Babinsa Jenggrong Bersama Warga Kerja Bakti Normalisasi Selokan

Saat sesi pelatihan terakhir tiba, Sonia dan peserta lainnya berdiri bersama, menyanyikan lagu “Kuberikan Hatiku” dengan penuh penghayatan. Suasana penuh hadirat Tuhan memenuhi ruangan, dan Sonia merasakan sukacita yang selama ini ia rindukan.

Kesimpulan: Melayani dengan Hati yang Benar

Ketika pelatihan selesai, Sonia pulang dengan hati yang diperbarui. Ia kini mengerti bahwa kesetiaan dan semangat dalam melayani tidak berasal dari keadaan sekitar, tetapi dari hati yang selalu tertuju kepada Tuhan.

Sejak saat itu, ia tidak lagi melayani dengan beban, tetapi dengan hati yang penuh sukacita dan pengabdian sejati. Karena ia tahu, setiap pelayanan yang dilakukan dengan cinta kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

Editor Amatus.Rahakbauw. K

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *