Harianmerdekapost.Com, MAJALENGKA – JAWA BARAT. //, Proyek Pemeliharaan ruas Jalan Kabupaten di jalan Salagedang menuju jalan Kecamatan Sindang, bertujuan melancarkan lalu lintas kendaraan roda dua atau empat untuk lalu lalang masyarakat yang melintas, namun ada dugaan dalam pengelolaan pelaksanan proyek tersebut di duga ada Mark Up anggaran.
Berdasarkan informasi dan pantauan awak media dilokasi kegiatan yang tepatnya di jalan Desa Tanjungsari Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat, terlihat adanya kejanggalan dalam pelaksanaannya yang tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di duga jenis hotmix yang digelar hanya 35 Ton, menurut pengakuan seorang Driver Damtruck yang mengangkut hotmik dari pabrik yang ada di Sumberjaya, pada Kamis (12/12/2024).
” Ia pak hanya 3 DT, dan mobil ini yang terakhir dengan mengakut 10 Ton aja, dua mobil sebelumnya masing-masing mengangkut 12,5 Ton permobil DT nya, yang diangkut dari pabrik hotmix di Sumberjaya, ” terang Driver yang sedikit terkantuk ketika istirahat duduk di mobilnya.
Terkesan tipis dengan ketebalan hanya kurang lebih satu (1) centi meter, yang jelas ada dugaan tidak sesuai perencanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), para pekerja pun kebanyakan mengabaikan K3 yang menjadi pertanyaan aktifis anti korupsi nasional Sunan Rahmad, dalam kegiatan pemeliharaan jalan dengan menggelar hotmix tersebut, menurutnya ada dugaan unsur mencuri spek dan kubikasi material bahan yang dikuatirkan akan kekuatan mutu dan kwalitasnya yang kurang baik dari perencanaan.
” Dalam pemasangan bescost pada jalan yang berlubang tidak menggunakan minyak aspal sebagai perekat dasar, hanya material batu split dan pasir yang digelar lalu kemudian hanya di gilas dengan stum, dan kalau benar hanya 35 Ton, waduh kemana itu 65 Ton hotmixnya, karena menurut hitungan saya dan Tim investigasi , gelaran untuk Hotmix jalan tersebut seharusnya 9O Ton karena standar Hotmik untuk jalan Kabupaten itu ketebalannya 3 Centi Meter dengan volume yang sudah ditetapkan dalam pekerjaan Juksung tersebut, ” terangnya.
Ditemui di lokasi, salah satu pekerja yang tidak mau di sebutkan namanya mengungkapkan kalau dirinya hanya seorang pekerja kuli yang hanya melaksanakan perintah mandor proyek yang tidak tahu siapa nama dan pelaksana pekerjaan hotmix jalan.
” Nama pelaksananya tidak tahu pak, saya hanya bekerja sebagai bagian dari tim tukang ngaspal, ” ungkapnya.
Saat pewarta media ini mencoba konfirmasi kepada Lili selaku pengawas dari Dinas PUTR, yang acuh tak acuh pada wartawan, dia hanya sibuk memphoto gelaran hotmik, namun disayangkan pula bukannya mengarahkan bagaimana ukuran ketebalan yang seharusnya di gelar dan volume nya sesuai RAB, malah terlihat acuh seolah tidak ada pewarta yang meliput kegiatan tersebut.
” Yang punya ada di sana, ” singkat jawabnya ketika ditanyakan siapa pelaksana kegiatan namun tidak menyebutkan nama dan menunjukan orangnya.
Akibat ulah oknum pengawas dari Dinas PUTR, yang diduga kongkalingkong dengan pihak pihak pelaksana kegiatan, kini jadi bahan sorotan semua pihak termasuk para aktivis anti korupsi nasional, diharapkan pula oleh aktifis anti korupsi nasional agar instansi terkait untuk lebih intens dalam meninjau dan mengawasi sejauh mana proses kegiatan terkait pekerjaan pemeliharaan hotmix jalan tersebut dilaksanakan, dengan menempatkan pengawas dari Dinas PUTR yaitu orang yang jujur dan punya kompetensi agar bisa mempertanggung jawabkan tugasnya dengan baik dan Benar.
” Untuk pengawas dari Dinas jangan main-main dan kongkalingkong dengan pihak pelaksana kegiatan hotmik karena menyangkut hasil uang pajak yang dibayar dan tersalurkan melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN) atau pun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sehingga adanya program pemeliharaan jalan tersebut, ” tegasnya.
Hingga berita ini tayang pihak terkait lainya belum bisa di konfirmasi dan pihak Redaksi membuka ruang hak jawab dan hak sanggah bila mana ada yang mau di klarifikasi.(FARHAN)