Harianmerdekapost.com Lumajang , Jatim – Stockpile Terpadu yang selama ini di gadang gadang bisa menyelesaikan keruwetan dan permasalahan tata kelola pasir di kabupaten Lumajang, sempat mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa di sela sela kunjungan Dinas ke kabupaten Lumajang ( Juli 2023) , namun warga Dusun Suko II desa sumber Suko kecamatan sumber Suko , ( Senin,13 November 2023), melakukan penutupan aktifitas dari keluar masuknya truk Pasir di Stockpile terpadu dan pemeriksaan SKAB dari BPRD kabupaten Lumajang.
Penutupan yang di lakukan ratusan warga Desa sumber Suko bukan tanpa sebab, melainkan adanya kesepakatan yang tidak di sepakati oleh pihak Perumda Semeru sebagai pengelola Stockpile terpadu antara lain Kompensasi bulan Oktober 2023 belum terselesaikan kepada 70 KK warga sekitar yang terdampak Debu dan tidak adanya penyiraman air di lokasi Stockpile dan jalan nasional. Adapun kesepakatan antara warga dan pengelola sejak awal yang tidak di sepakati yaitu pengaspalan jalan di dalam area Stockpile terpadu supaya debu tidak ke rumah warga dan meminimalisir debu dari aktifitas di dalam Stockpile terpadu.
Koordinator aksi Joni, saat berorasi di lahan Stockpile terpadu menuntut untuk di tutupnya semua aktifitas di Stockpile terpadu serta pemeriksaan SKAB untuk selamanya. semua kendaraan dan alat berat yang ada di lokasi Stockpile di harap keluar dan menghentikan aktifitasnya.
“, Kami perwakilan warga dengan sepakat menutup Stockpile ini dan tidak ada negosiasi lagi, jadi Stockpile ini tidak boleh ada di sini lagi , karena dari sekian banyak yang di janjikan hanya satu yang realisasi , kami sudah memberikan toleransi selama satu tahun namun hanya seperti ini, warga sepakat bersama sama untuk menutup Stockpile, jadi silahkan mencari solusi tempat lain, yang penting tidak ada di sini”, tegasnya.
Lanjut Joni”, kesepakatan tadi malam ( Minggu,12 November 2023) dengan BPRD, hari ini tidak ada kegiatan di dalam Stockpile adapun pasir sisa sisa yang ada di dalam harus ada kesepakatan dari warga, itupun dengan batas waktu yang di tentukan, jadi tidak bertele tele ada perjanjian di atas materai , itu hasil tadi malam jadi kami akan blokade pintu masuk dan pintu keluar”, tambahnya.
Sementara itu Direktur dari CV Berkah Pasir pemilik sewa lahan yang ada di Stockpile terpadu menanggapi dan keberatan di tengah tengah kerumunan demo masyarakat mengatakan bahwa sebelumnya pihaknya selalu mengikuti aturan yang selama ini di tetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten Lumajang, sebelumya pihaknya belum pernah mendapat Surat Edaran bahwa Stockpile terpadu akan di bubarkan serta tidak ada pemberitahuan dari pihak pengelola Stockpile terpadu terkait kesepakatan dengan warga bahwa semua alat berat dan truk pengangkut pasir harus keluar hari ini ( senin,13/11/2023) dan memohon toleransi kepada warga terkait berhentinya 30 pekerja yang ada di perusahaannya
“, Kami meminta kepada Pemerintah Daerah benar-benar bertanggung jawab apa yang di tetapkan dahulu , jadi jangan sampai kita yang sudah masuk ke Stockpile Terpadu, terus sekarang lepas tangan, kami memohon dengan sangat kepada warga untuk minta toleransinya apabila warga berkehendak Stockpile ini di tutup kami akan pindah apabila kami sudah mendapatkan tempat yang baru di luar “, ucapnya ( AN) .