Mentari pagi perlahan menyibak kabut tipis di atas Bukit Andai. Suara alam membangunkan bumi dengan lembut—desiran angin, bisikan pepohonan, dan kicauan burung cenderawasih yang menari di antara ranting. Langit cerah seolah ikut bersuka cita, menyambut perayaan Paskah Kedua Jemaat GKI Syalom Andai.
Gereja kecil yang berdiri kokoh di tengah keindahan Papua itu tampak ramai oleh jemaat yang datang dari berbagai penjuru. Wajah-wajah penuh sukacita memadati bangku gereja. Anak-anak mengenakan pakaian terbaik mereka, para mama menyuguhkan senyum hangat, dan para pemuda mempersiapkan puji-pujian dengan semangat yang membara.
Tema perayaan kali ini adalah “Kuasa Kebangkitan-Nya Membaharui Hidup Kami”. Dalam ibadah, suasana terasa sangat khusyuk. Doa-doa dipanjatkan dengan penuh iman, lagu-lagu pujian menggema hingga ke pelosok kampung, seperti sapaan lembut dari surga.
Burung cenderawasih pun seolah mengerti makna Paskah. Dengan bulu yang berkilauan dan suara yang merdu, mereka ikut memuji Sang Pencipta dari pucuk pepohonan. Alam Papua—yang dikenal sebagai Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi—turut merayakan kebangkitan Kristus yang memberi harapan baru bagi umat manusia.
Pendeta… dalam khotbahnya mengajak jemaat untuk merenungkan kasih Kristus yang telah bangkit, dan bagaimana kuasa kebangkitan itu mampu mengubah duka menjadi pengharapan, luka menjadi kesembuhan, dan dosa menjadi anugerah.
Usai ibadah, sukacita berlanjut dengan,tawa canda anak-anak, dan pelukan hangat antar sesama. Tidak ada sekat—semua bersatu dalam kasih, seperti tubuh Kristus yang satu.
Paskah Kedua ini menjadi momen yang tidak hanya dirayakan, tetapi juga dihayati. Sebuah perayaan iman yang membumi dalam kehidupan masyarakat Andai—di mana alam, manusia, dan Tuhan berpadu dalam harmoni.
Editor Amatus.Rahakbauw.K
