Dorongan Dan Motivasi Belajar Anak

Penulis : Amatus Rahakbauw

Arikel, Daerah2422 Views

Harianmerdekapost.com.,Beginilah cerita seorang Ibu diwaktu makan malam, dimana waktu favorit berkumpulnya keluarga, di mana suami isteri dan semua anak-anaknya berkumpul.

Rino ayah pertamanya bernama Robert. Ia telah mampu membuat program komputer dalam usia tiga belas tahun. Program komputer yang telah membuatnya terobsesi, sehingga ia merelakan kuliahnya di universitas bergengsi di Amerika.

Lain bedanya dengan huri, ayahnya bercerita anto, paman papi kedua bernama Soleman, anak yang nakal pada waktu muda dan gemar dengan elektronika.

Namun ia meninggalkan kuliahnya dan berhasil dalam tiga industri yang berbeda yaitu musik, komputer dan film animasi.

Hari berikutnya ayah itu bercerita Anto, paman papi ketiga dan keempat bernama Soleman dan Robert. Mereka merelakan program doktornya karena obsesinya untuk mengkomersialkan hasi riset mesin pencarinya.

Ayahnya menjelaskan bahwa tidak selamanya cerita-cerita itu disampaikan tanpa gangguan atau
komentar negatif.

Anak-anaknya sering berkata. “Kok, paman semuanya kaya tetapi papi tidak banyak uangnya.” atau “Pamamaya pintar-pintar, kok papi tidak.” atau “Bosan ah, cerita paman
Anto.”
Untuk mengurangi kebosanan, di hari yang lain sang ayah tidak bercerita lagi tentang paman- pamanya. Saudara nenek kamu bernama Ibu Teresa.

Ketika diragukan niat baiknya untuk menolong ratusan ribu orang yang harus ditolong, ibu Teresa bertanya, Anto dari angka berapa kamu menghitung sampai sejuta? Ibu itu berkata Anto dari angka satu.
Lain Anto ayah itu bercerita lagi saudara nenek yang lain bernama Maria.

la adalah wanita penemu bahasa pemrograman COBOL, la adalah nenek pertama yang mendapatkan pangkat Real Admiral dan wanita pertama yang masih bekerja pada usia delapan puluh tahun di angkatan hut Amerika.
Lain huri ayahnya bercerita lagi Pada suatu hari seorang anak berlari dengan kencang sambil menangis.

See also  "Ransel Sang JUARA 3" Dari Randu Pitu Selatan Pada Festival Karnaval Akbar Dalam Rangka Memeriahkan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Ke 1094 Di Bangil

la duduk di bawah pohon yang rindang sambil meratapi nasibnya dan menangis karena selalu saja prestasi sekolahnya jauh di bawah Anto kakaknya.

Tanpa sadar ia meliat pemandangan yang indah di mana tetesan air jatuh ke sebuah batu yang sangat besar. Karena penasaran ia mendatangi lebih dekat dan terkejut ketika melihat batu itu beribang karena tetesan tetesan air yang keci itu. Setelah dewasa Anto menjadi orang yang terkenal jauh melebihi kakaknya karena hasil karyanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *