Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Malam telah turun di Kabupaten Sumenep. Aktivitas kantor pemerintahan berhenti, lampu-lampu gedung mulai padam, dan jalanan mulai lengang. Namun di halaman Gedung DPRD, suara rakyat masih terdengar lantang. DPC Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Sumenep menggelar mimbar kemanusiaan, membawa keresahan dan harapan dalam hening malam.
Di tengah situasi itu, tanpa protokoler, tanpa pengawalan khusus, sosok Zainal Arifin, Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, tiba-tiba muncul di lokasi aksi. Datang seorang diri, beliau berjalan tenang menuju kerumunan massa. Tidak ada naskah pidato, tidak ada podium, hanya kehadiran yang tulus dari seorang pemimpin yang percaya bahwa mengabdi tidak mengenal batasan waktu.
“Waktu bukan alasan bagi saya. Sampai jam berapapun, saya akan temani. Saya justru senang ketika saudara-saudara kita datang menyampaikan aspirasi secara langsung seperti ini,” ucap Zainal Arifin dengan penuh empati.
Kehadirannya bukan sekadar formalitas. Meski di luar jam kerja dan di tengah kesibukan, Ketua DPRD memilih untuk mendengar langsung, menyimak dengan sabar, dan berdialog dengan terbuka.
Dalam suasana yang penuh kehangatan, ia mengapresiasi langkah GMPK yang memilih cara damai dan santun dalam menyampaikan aspirasi.
Zainal Arifin juga menunjukkan komitmen nyatanya sebagai wakil rakyat. Ia menegaskan bahwa aspirasi yang disampaikan masyarakat tidak akan berhenti di halaman DPRD saja.
“Seandainya mereka menuntut sesuatu, pasti saya tandatangani. Apa yang menjadi aspirasi dan tuntutan malam ini, saya pastikan akan saya teruskan hingga ke DPR RI,” tegasnya.
Langkah Ketua DPRD malam itu bukan hanya menggugah, tetapi juga memberikan pesan kuat bahwa seorang pemimpin sejati hadir bukan hanya saat senang, bukan hanya dalam ruang rapat, tetapi juga di waktu tak terduga saat rakyat datang dengan suara yang perlu didengar.
Sebagai penutup dari mimbar kemanusiaan, masa aksi memberikan bunga kepada Ketua DPRD dan aparat keamananyang telah menjaga jalannya kegiatan dengan damai. (*/Nri)