Manokwari.,Harianmerdekapost.com – Bukit Aitumeri, salah satu situs sejarah peradaban dan pusat pendidikan pertama di Tanah Papua, yang akan dilakukan dalam sebuah acara khusus untuk memperingati 100 tahun peradaban di Tanah Papua.
Acara ini direncanakan akan berlangsung tepat pada bulan Oktober mendatang yang mana, akan melibatkan pemerintah dan seluruh masyarakat di Tanah Papua.
Bukit Aitumeri dengan lokasi Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat.ujar Plt. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.Papua Barat Yakobus Basongan, S.Sos saat dikonfirmasi Wartawan melalui Via Whatsapp Sabtu pagi (23/11/2024)WIT.
Menyampaikan bahwa acara ini direncanakan akan kami undang Gubernur. Dan Bupati Se_Tanah Papua serta Pimpinan lembaga Keagamaan, Tokoh Masyarakat, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi dan Kabupaten Se_Tanah Papua, Instansi Pemerintah di Provinsi, Kabupaten,, Vertikal Se_Tanah Papua.
Peringatan sejarah ini sudah dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabupaten. Teluk Wondama melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Teluk Wondama dengan dukungan dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten.
Selain itu, keterlibatan berbagai menteri seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian PUPR, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Parikanan diharapkan dapat memperkuat acara ini dengan berbagai program dan kegiatan dari pemerintah pusat.
Rangkaian kegiatan akan dimulai dari Wasasar, Distrik Roon, dan berlanjut ke Kota Wasior, lokasi kawasan situs Bukit Aitumeri. Bukit ini berada di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Acara ini direncanakan berlangsung tepat pada bulan Oktober 2025,dalam rangka Memperingati 100 Tahun peradaban di Tanah Papua dengan fokus pada memperingati 100 tahun sejarah peradaban di Bukit Aitumeri.
Bukit Aitumeri adalah tempat bersejarah yang menjadi simbol awal peradaban dan pusat pendidikan pertama di Papua. Situs ini juga mencatat perjuangan tokoh-tokoh penginjil bersama Izaak Samuel Kijne, yang membawa pendidikan dan agama ke Tanah Papua. Selain itu, Pulau Aitumeri memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata religi dan sejarah.
Persiapan acara ini mencakup perbaikan infrastruktur transportasi dan akomodasi. Saat ini, akses ke Teluk Wondama masih terbatas, baik melalui udara, laut, maupun darat. Pemerintah daerah dan kementerian terkait diharapkan dapat menambah armada transportasi laut, memperbaiki jalan darat, serta meningkatkan fasilitas penerbangan untuk mendukung kelancaran acara.
Selain itu, kawasan Teluk Cenderawasih, tempat Bukit Aitumeri berada, telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011. Hal ini membuka peluang bagi pemerintah pusat untuk melakukan intervensi nyata demi mendukung pengembangan pariwisata di kawasan ini.
Harapan ke depan, pentingnya kolaborasi lintas kementerian agar manfaat pembangunan kawasan ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Ia berharap 100 tahun peradaban Pulau Aitumeri dapat menjadi momentum penting untuk memajukan pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Teluk Wondama.(ARK)
Editor : Amatus Rahakbauw.K