Sepasang Cenderawasih

Penulis / Cerpen : Amatus.Rahakbauw.K Minggu 24 November 2024

Arikel201 Views

Matahari sore menyentuh lembut Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan, menebarkan warna keemasan di langit.

Gemuruh suara masyarakat berkumpul di lapangan terbuka, menanti pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan dan Mohamad Lakotani (DOAMU), yang mengakhiri kampanye mereka di titik terakhir ini.

Di tengah kerumunan, Marta dan suaminya, Yosef, berdiri dengan penuh semangat. Mereka adalah sepasang petani kecil dari kampung terdekat.

Marta mengenakan noken merah, simbol harapan dan perjuangan, sementara Yosef menggenggam tangan Marta erat.

“Ini sejarah, Marta,” bisik Yosef. “Kita menjadi Saksi bagaimana DOAMU mengakhiri kampanyenya di sini, tanah kita.”

Marta tersenyum. “Benar, Yosef. Distrik Oransbari ini seolah-olah menekan, menjadi titik terakhir sebelum mereka membawa suara rakyat Papua ke gedung pemerintahan.”

Ketika DOAMU tiba, sorak sorai membahana. Dominggus dan Mohammad turun dari kendaraan dengan senyum lebar, menyapa masyarakat dengan tangan terbuka. Mereka berbicara tentang visi besar mereka: pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat adat, dan keharmonisan di tanah Papua.

“Saya percaya,” kata Dominggus dengan suara penuh keyakinan, “Oransbari, seperti cenderawasih yang anggun, adalah simbol keindahan dan harapan Papua. Kami ada di sini untuk memastikan mimpi kalian terbang tinggi.”

Tiba-tiba, seekor cenderawasih terbang rendah di atas panggung, menarik perhatian semua orang. Marta memandang burung itu dengan mata berkaca-kaca.

“Yosef, lihatlah. Itu pertanda baik!” serunya.

Yosef mengangguk. Benar, Marta. Cenderawasih itu adalah doa kita yang terbang ke langit. DOAMU adalah harapan kita, seperti burung itu.

Saat kampanye berakhir, Dominggus dan Mohamad mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Oransbari. “Kalian adalah akhir yang sempurna untuk perjalanan panjang kami. Dari Oransbari, kita mulai mimpi baru Papua Barat.”

Marta dan Yosef pulang dengan hati yang penuh harapan. Dalam perjalanan, mereka berjalan bergandengan tangan, seperti cenderawasih yang terbang bersama, yakin bahwa masa depan Papua Barat akan lebih cerah dengan kepemimpinan DOAMU.

Di langit, senja Oransbari membiarkan cahaya terakhirnya memeluk tanah itu, seakan berkata, “Mulai dari sini, mimpi Papua akan menjadi kenyataan.”(ARK)

Editor : Amatus Rahakbauw K