Film Hicki Kritik Terhadap Dunia Pendidikan, Penuh Dengan Pesan Moral.

Arikel, Daerah1098 Views

Harianmerdekapost.com – Film Bollywood yang diadaptasi dari film berjudul Front of The Class tahun 2008 ini merupakan film yang berkisah tentang dunia pendidikan. Film Front Of The Class juga merupakan adaptasi dari kisah nyata Brad Cohen, seorang guru di Amerika yang memiliki sindrom Tourette ini memiliki cerita yang menarik dan penuh pesan moral.

Film Hicki menceritakan tentang Naina Mathur (Rani Mukherjee), dengan cita-cita yang sangat besar untuk menjadi seorang guru. Perjuangan luar biasa untuk bisa mewujudkan mimpi mulianya tersebut sebab sudah banyak sekolah yang menolak karena Sindorm Tourette yang dialaminya.

Meski begitu, Naina tidak pernah menyerah dan putus asa, hingga akhirnya ia diterima menjadi seorang guru disebuah sekolah ternama di India.

Dengan kesempatan yang ia terima ini Naina berusaha membuktikan bahwa iapun bisa menjadi guru yang hebat, selain itu ia juga ingin membuktikan bahwa pendidikan dapat dinikmati oleh siapapun tanpa kecuali.

Dari perjalanan yang dilalui Naina dalam Film Hicki banyak pesan moral yang bisa menjadi catatan untuk kita semua , selain tentang bagaimana menjadi seorang guru yang inspiratif kita juga belajar bagaimana kita memandang pendidikan hari ini.

Berikut beberapa pesan moral yang bisa kita petik dari film Hicki versi INFOREDAKSI:

1. Keterbatasan Bukan Halangan Untuk Mewujudkan Cita-Cita

Naina Mathur sebagai tokoh utama dalam film Hichki. Ia seorang perempuan yang memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang guru. Namun karena “ia memiliki sindrom tourette, sebuah gangguan syaraf yang menyebabkannya tak berhenti cegukan membuatnya banyak menerima penolakan ketika melamar pekerjaan impiannya tersebut.

Meski begitu, Naina tidak patah semangat dan terus mencoba hingga akhirnya ia berhasil diterima menjadi seorang guru disebuah sekolah ternama di India.

Tidak hanya itu, Naina juga berhasil membuktikan bahwa siswa-siswa yang dididiknyapun memiliki prestasi yang gemilang.

Ia mampu menunjukkan kelebihan anak didiknya yang selama ini dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang ada disekolah itu sendiri.

2. Akan Selalu Ada Orang yang Meremehkan Kemampuanmu

Dalam kehidupan sosial tentu tidak semua orang menyukai apa yang kita kerjakan, bagaimanapun hebatnya kemampuanmu akan selalu ada orang yang meremehkanmu .

Dalam film ini setiap kali melamar kerja, Naina selalu dipandang sebelah mata karena tiba-tiba cegukan tanpa henti.

Orang-orang merasa kasihan dan sekaligus meremehkan cita-cita Naina untuk menjadi guru karena sindrome yang ia alami tersebut.

Namun Naina tidak merespond hal itu dengan perasaan sedih dan marah, ia justru tetap percaya diri menjelaskan kondisi yang ia alami, karena cegukan yang ia alami tidak berpengaruh terhadap kecerdasannya.

3. Guru Harus Memiliki Kemampuan yang Baik untuk Bisa Melihat Bakat Terpendam yang dimiliki Murid-muridnya

Ditugaskan sebagai guru pengganti di kelas yang sangat terkenal dengan kenakalan murid-muridnya tidak menyurutkan semangat Naina untuk memberikan pengetahuan yang terbaik untuk murid-muridnya.

Sempat mengalami kesulitan karena penolakan dari murid-muridnya, Naina tidak putus asa, sebab ia melihat bahwa dibalik kenakalan anak didiknya tersebut mereka memiliki bakat terpendam.

Dari kesabaran dan optimisme Naina dalam mendidik siswa-siswanya dengan memotivasi para muridnya untuk percaya bahwa mereka juga berbakat, akhirnya para murid Naina sudah menemukan kepercayaan diri, dan semangat belajarnya sehingga menemukan keahlian yang dimiliki masing-masing.

4. Dibutuhkan Kesabaran untuk Melahirkan Generasi Hebat

Dalam cerita tersebut, para murid-murid Naina diasingkan karena mereka dianggap bodoh, nakal dan kurang ajar, namun Naina tidak sepakat dengan pandangan itu, ia percaya bahwa para murid hanya perlu media untuk menyalurkan bakat dan energi mereka dengan tepat.

Naina menciptakan metode belajar yang menyenangkan dan kreatif dan disesuaikan dengan kondisi anak didiknya tersebut.

Naina sempat dianggap konyol dan hanya membuang-buang waktu oleh guru-guru lainnya, Namun Naina dengan kesabaran dan optimisme yang ia miliki, Naina berhasil membuktikan bahwa anak didiknya juga memiliki bakat dan mampu berprestasi, yang menjadikan mereka terlihat bodoh adalah karena penilaian dan tidak pernah diberi kesempatan untuk berkembang, sehingga mereka tidak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Naina merupakan salah satu sosok guru yang sangat inspiratif. Usahanya untuk menjadi seorang guru dan mendidik siswa-siswanya tanpa mempedulikan cibiran orang lain mampu membawanya dan anak-anak didiknya mencapai prestasi luar biasa, dan bisa membuktikan bahwa tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya mereka kurang diberi ruang dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Semoga banyak guru yang bisa meniru kegigihan Naina.(Amatus Rahakbauw/Kelanit).