Harianmerdekapost.com | Lumajang, Jatim – Alun-alun kabupaten Lumajang merupakan prasarana umum yang disediakan oleh Pemerintah kabupaten dan dikelola sebaik-baiknya oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Alun-alun Lumajang di rehabilitasi dengan 2 tahap , tahap pertama dengan anggaran Rp 7,1 milyar bersumber Dari APBD Daerah tahun 2016 dan tahap ke dua tahun anggaran 2017 dengan pagu anggaran Rp 2,7 Milyar. Rehabilitasi alun alun untuk bertujuan menambah pemandangan yang lebih indah dari sebelumnya dan berfungsi sebagai ruang terbuka publik, dalam artian mempercantik kota Lumajang. Air mancur yang di alun alun Lumajang ada 4 titik di pojok tiap arah di antaranya depan Bank BNI , depan Pendopo Arya wiraraja, depan SD Ditotrunan dan depan polres Lumajang.
Sebelumnya, Air mancur di alun alun saat pertama kali di buka, banyak warga lumajang bahkan luar lumajang yang antri untuk menikmati keindahan kota Lumajang.
Namun dalam pergantian pemerintahan lama kepada pemerintahan baru pada tahun 2018, Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Air mancur alun alun yang selama ini di buat kebanggan masyarakat Lumajang terlihat tidak terawat bahkan terlihat rusak dan mangkrak, diduga tidak ada anggaran untuk perawatan air mancur, dimana pembanguan rehabilitasi air mancur menggunakan uang rakyat yang di himpun dari pajak daerah
, sangat di sayangkan dengan total keseluruhan kurang lebih Rp 10 milyar tidak ada perawatan berkala dan perhatian khusus dari pemerintahan sekarang.
Salah satu warga Lumajang sony, saat di konfirmasi awak media di alun alun Lumajang terkait air mancur yang selama ini tidak pernah hidup sangat menyayangkan, bahwa air mancur yang selama ini di buat untuk swafoto warga Lumajang bahkan luar lumajang sudah tidak ada lagi dan berharap untuk pemerintah Lumajang memperbaiki air mancur dan lampu di dalam alun alun.
“, Iya , air mancur tidak pernah terlihat hidup, yang terakhir hanya di depan BNI, itupun sekarang sudah tidak mancur lagi, sedangkan yang lainnya sudah lama tidak pernah mancur, padahal, warga Lumajang yang dari desa banyak yang berkunjung ke alun alun untuk berswafoto, dan bermain bersama keluarga untuk menikmati keindahan alun alun, biasanya ramainya alun alun pada hari Sabtu malam Minggu itupun di dalam alun alun penerangan banyak yang tidak hidup. Kami berharap air mancur di alun alun di perbaiki dan di rawat sesuai peruntukkannya. sangat di sayangkan kalau tiap ganti bupati tidak saling menghargai program program bupati sebelumnya”, ucapnya.
Salah satu petugas Taman alun alun yang tidak mau di mediakan namanya, saat di konfirmasi media di taman alun alun yang sedang bertugas ,Minggu,(11/06/2023) menjelaskan bahwa air mancur sudah lama rusaknya dan tidak ada anggaran untuk perawatan bahkan lampu alun alun banyak yang sudah rusak.
“, Air mancur sudah lama rusaknya bahkan bertahun tahun, mesin pompa tandon yang rusak bukan mesin air mancurnya, bahkan lampu juga banyak yang rusak, kayaknya tidak ada anggaran untuk perawatan , susah sekali anggarannya mas”, cetusnya
Sementara itu Arsyad Subekti, Ketua Lembaga Swadaya masyarakat AMPEL, yang selalu menyoroti pemerintahan Lumajang mengatakan bahwa, sangat di sayangkan apabila alun alun yang telah menghabiskan anggaran begitu besar tidak ada anggaran perawatan berkala, jangan sampai pemerintahan ini hanya memprioritaskan program barunya saja dan hanya mensukseskan janji politiknya .
“,Dengan tidak di rawatnya prasarana alun alun lumajang sudah terbukti bahwa pemerintahan ini egois dengan program kerjanya saja atau program Janji Politiknya . Apabila pembangunan yang di laksanakan oleh pemimpin sebelumnya tidak ada perawatan atau pun pemeliharaan, terbukti, kepemimpinan sekarang sangat mencederai hati rakyat. Sedangkan anggaran yang di pakai dari APBD daerah saat itu. Dalam kepemimpinan yang sekarang pun, banyak pembangunan yang terbengkalai tidak bermanfaat secara langsung, seperti halnya bangunan di Ranupani Amphitheater, Videotron yang ada di depan pendopo Arya wiraraja serta bangunan kampus di desa kudus Klakah belum lagi paket pengadaan barang dan jasa secara penunjukan langsung yang sampai saat ini masih tersimpan di gudang dan tak terawat bahkan tidak terpakai sampai saat ini. Apabila ada unsur kesengajaan untuk tidak meneruskan program program pemimpin yang sebelumnya, rakyat lagi yang di rugikan. Alun alun adalah jantung kota Lumajang, indah dan tidaknya suatu daerah di nilai dari keindahan pusat perkotaan atau jantung kota”, cetusnya
Di tambahkan, Arsyad”, perencanaan dan usulan tiap OPD seharusnya di kaji ulang secara manfaat dan peruntukkannya serta harus ada pertanggung jawaban tiap tiap OPD. Kami berharap, Jangan sampai pada saat sudah habis massa jabatan pemimpin sekarang kabupaten lumajang dalam keadaan tidak baik baik saja dari segi infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat”, tambahnya.
Terpisah, Hertutik, kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Lumajang saat di konfirmasi harian merdeka post.com, terkait rusaknya air mancur yang ada di alun alun kabupaten Lumajang sampai berita ini di turunkan belum memberikan klarifikasi dan alasanya. (AN).