Merespon Target Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) Pada Tahun 2030 Tidak Ada Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Harianmerdekapost.com, Pasuruan, Jatim – Persoalan sampah adalah salah satu permasalahan serius bagi semua Negara di belahan dunia ini baik bagi negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia.

Dan berdasarkan cuplikan konferensi pers yang telah dilaksanakan oleh direktur jenderal pengelolaan sampah, limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati pada Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta,rabu tanggal (01-02-2023) yang telah diberitakan oleh salah satu media, Beliau menyampaikan beberapa hal diantaranya bahwa Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) menargetkan bahwa pada tahun 2030 tidak ada pembangunan tempat pembuangan akhir atau TPA baru , langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi polusi gas metana dari sampah dan limbah yang berpengaruh terhadap iklim. Tuturnya!!.

Beliau juga menjelaskan kegiatan pengurangan dan pengelolaan sampah harus dilakukan secara maksimal agar tidak memenuhi TPA dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, upaya itu turut sejalan dengan target Zero Waste atau nol sampah pada tahun 2030. Jelasnya!!.

Dan pada rentang waktu tahun 2030 – 2040 , pemerintah menerapkan metode menambang sampah dengan mengambil sisa sampah – sampah lama untuk diolah menjadi briket. Tambahnya!!.

Berkait dengan perihal adanya informasi penting tersebut diatas seharusnya Pemkab Pasuruan harus tanggap tentang Agenda tahun 2030 untuk pembangunan berkelanjutan yang mempunyai 17 tujuan ( SDGs) , baik bagi negara maju maupun berkembang yang dikejahwantahkan dalam pelaksanaan program pada setiap pemerintah desa di Indonesia yang salah satunya yakni pada poin 15 desa peduli lingkungan darat yang berkait dengan pengelolaan sampah ( tupoksi DLH kabupaten Pasuruan).

Menurut hemat penulis DLH kabupaten Pasuruan harus punya satu program yang jelas untuk menangani persoalan sampah yang ada di tiap desa setiap kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Pasuruan karena permasalahan sampah adalah salah satu persoalan serius yang butuh super prioritas perhatian dari DLH kabupaten Pasuruan sebagai instansi yang berwenang.

Khusus untuk wilayah kecamatan Gempol berdasarkan hasil monitor dan investigasi tim media harian merdeka post selama ini dari 15 desa yang ada , hanya ada 2 desa yang ternilai telah mampu mengelola sampah rumah tangga warga desanya dengan baik dan menjadikan bernilai rupiah yakni desa Randupitu dan desa Ngerong sedang desa Kepulungan masih sebagian.
Kalau desa Randupitu sistem pengelolaan menggunakan teknologi (mesin) sedang untuk TPS3R Ngerong Asri menggunakan sistem manual dengan pertimbangan supaya dapat memberikan ruang kerja bagi warga desa yang berusia tidak produktif bisa bekerja.
Dalam hal pengelolaan didua desa tersebut, keduanya telah mendapat pengakuan dari Pemkab Pasuruan.

Hasil konfirmasi dengan Muhammad Fathur Rahman 22 tahun, salah satu pengurus TPS 3 R Pempes desa Randupitu (21-11-2024) , menjelaskan bahwa sampah yang masuk per hari 10 ton sedang sampah hasil dikelola 6 ton setelah dilakukan pemilahan sedang untuk sampah yang basah dikeringkan untuk bahan campuran RDF.Tuturnya !!

Yang kedua lanjutnya
TPS 3 R Pempes desa Randupitu telah menampung rumah tangga dari 3 dusun yang ada di wilayah desa Randupitu, desa Jogosari Pandaan, dusun Arcopodo, Tugusari, Kajang , Kabunan, Kepulungan 2 , pondok Cempodo , Panjunan desa Kepulungan dan Jalan tol Jasa Marga Pandaan.Jelasnya !!.

Pada hari kamis tanggal (21-11-2024) Tim media harian merdeka post melakukan konfirmasi dengan ketua pengelola TPS3R Ngerong Asri Bapak Muhammad Muzayyin bahwa sampah per hari yang kelola berjumlah 5 ton terdiri dari 3 jenis basah, kering dan residu yang basah kami kelola menjadi kompos, yang kering dipilah jenis logam,non logam dan gembosan ( karet) sedang residu kami buang ke TPA . Tuturnya!!.

Yang kedua lanjutnya bahwa TPS3 R Ngerong Asri telah menampung sampah rumah tangga dari dusun Ngerong, Payaman, Kedanten, Ngingas, Karang Ploso, Kedamaian,Kambeng dan Kepulungan.
Kami lebih memilih menggunakan sistem manual supaya kami dapat memberdayakan warga sekitar yang berusia tidak produktif supaya bisa bekerja. Jelasnya !!.

Yang terakhir dalam pengelolaan sampah untuk meminimalisir atau menetralisir bau penanganan sampah kami selalu laksanakan sehari tuntas dan kami lakukan penyemprotan obat anti lalat.
Ketika awak media harian merdeka post bertanya tentang langkah untuk merespon Target Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan ( KLHK) tahun 2030 ,kami telah melakukan upaya solusi dini,kami telah membeli 1 unit mesin penghasil uap panas didepan itu barangnya, kalau mesin tersebut awal bulan depan kami operasikan,kami tidak perlu lagi buang residu ke TPA dan hasil penguapannya akan kami daya gunakan untuk open pakan ternak.Tambahnya !! ( Budhi H).