Hana adalah seorang wanita yang sangat rindu memiliki anak. Setiap tahun, ia bersama suami Elkana pergi ke rumah Tuhan di Silo.
Di sana, Hana berdoa dengan penuh kerinduan dan air mata. Di hadapan Tuhan, ia berseru, “Tuhan semesta alam, jika Engkau berkenan memberi hamba-Mu seorang anak laki-laki, aku akan menyerahkannya kepada-Mu untuk melayani di rumah-Mu seumur hidup.”
Tuhan mendengar doa Hana, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel, yang artinya “aku telah meminta dia dari Tuhan” (1 Samuel 1:20).
Ketika Samuel masih kecil, Hana menepati janjinya. Ia membawa Samuel kembali ke rumah Tuhan di Silo dan mempercayakan anak itu kepada Imam Eli untuk melayani Tuhan.
Samuel bertumbuh di rumah Tuhan. Setiap hari, ia belajar untuk mendengarkan suara Tuhan, melayani dengan setia, dan menjaga kekudusan rumah Tuhan.
Samuel yang masih muda menerima firman Tuhan pertama kali saat ia tertidur di rumah Tuhan. Tuhan bertanya, “Samuel! Samuel!” dan Samuel menjawab, “Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu mendengar” (1 Samuel 3:10).
Dari hari itu, Samuel selalu mendengarkan dan menaati suara Tuhan. Ia menjadi nabi besar di Israel yang membawa bangsa itu kembali kepada Tuhan dan mengajarkan mereka untuk hidup dalam perdamaian, kasih, dan kebenaran.
Ayat Alkitab yang Menguatkan:
“Samuel yang muda itu terus bertambah besar dan baik di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia.” (1 Samuel 2:26)
Makna Dari Cerita Ini:
Kisah Samuel mengajarkan bahwa rumah Tuhan adalah tempat di mana kita dapat mendengar suara Tuhan, bertumbuh dalam kasih dan kebenaran, dan melayani-Nya dengan setia. Ketika kita menempati dan menempati rumah Tuhan dengan hati yang tulus, Tuhan akan membimbing hidup kita dan menjadikan kita saluran berkat bagi banyak orang, seperti yang dialami oleh Samuel.(ARK).
Editor : Amatus Rahakbauw K