Harianmerdekapost.com – SULUT BITUNG,Suhu politik di Kota Bitung semakin memanas menjelang Pilkada 2024. Di tengah persaingan sengit antara dua pasangan calon (paslon), Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bitung, Maurits Mantiri, mengobarkan semangat perlawanan. Dalam orasi politiknya di hadapan ribuan pendukung paslon nomor urut 1, Geraldi Mantiri-Erwin Wurangian (GM-WIN), Maurits mengibarkan bendera ‘perang’ melawan apa yang ia sebut sebagai upaya intimidasi dari sejumlah oknum yang menggunakan pangkat dan jabatan untuk menekan masyarakat.
Menurut Maurits, tindakan intimidasi ini dilakukan untuk menjatuhkan elektabilitas paslon GM-WIN di Pilkada Bitung. Ia bahkan menuding bahwa para oknum tersebut secara terang-terangan berafiliasi dengan paslon lawan, Hengky Honandar-Randito Maringka (HH-RM). “Banyak yang memanfaatkan kekuasaan untuk menekan pendukung kami, mencoba mengganggu jalannya demokrasi yang sehat di Kota Bitung,” ungkapnya dengan nada tegas.
Dalam pidatonya di kampanye terbuka di Kecamatan Girian pada Sabtu (16/10/2024), Maurits mengimbau seluruh pendukung GM-WIN agar tidak gentar menghadapi ancaman atau tekanan dari pihak mana pun. “Jangan takut, siapapun yang mencoba mengintimidasi kita, sekalipun dia berpangkat tinggi, kita lawan!” serunya, membakar semangat para pendukung yang hadir.
Lebih lanjut, Maurits menegaskan bahwa partainya tidak akan mundur sejengkal pun dalam mempertahankan posisi politiknya. Ia mengirimkan pesan keras kepada pihak-pihak yang mencoba mengganggu demokrasi. “Jika mereka mengintimidasi kita, mereka mengancam kehormatan demokrasi itu sendiri, dan kita akan turun langsung jika dibutuhkan. Berani?” tantangnya dengan lantang, diikuti sorak sorai pendukung GM-WIN.
Maurits juga menekankan pentingnya menjaga proses demokrasi yang adil dan jujur. Ia memperingatkan bahwa setiap upaya untuk merusak prinsip-prinsip demokrasi di Kota Bitung adalah serangan langsung terhadap nilai-nilai yang lebih luas dalam bernegara. “Mereka yang menghancurkan demokrasi di Bitung hanya sementara di sini, tapi kita semua yang mencintai kota ini hidup dan mati di sini,” lanjutnya dengan nada emosional.
Di akhir pidatonya, Maurits menyerukan persatuan di antara para pendukung, simpatisan, relawan, dan kader partai yang mendukung GM-WIN. “Kita harus bersatu, bergerak bersama, dan melawan segala bentuk ketidakadilan. Satukan langkah kita, satukan tekad kita. Mari kita pertahankan Kota Bitung dari segala bentuk perusakan demokrasi,” tegasnya.
Pernyataan Maurits Mantiri menunjukkan eskalasi tensi politik menjelang Pilkada Bitung 2024, di mana isu intimidasi politik menjadi fokus utama. Dengan mengibarkan ‘bendera perang’, ia mengajak para pendukungnya untuk bersatu melawan setiap bentuk tekanan yang dianggap merusak demokrasi. Narasi ini menandakan bahwa persaingan Pilkada Bitung semakin keras dan membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak demi menjaga proses demokrasi yang bersih dan adil,
(*MICHAEL MANGAHA*)