Kwalitas Seragam Sekolah Gratis Kabupaten lumajang Dirasa Kurang “Nyaman “, Rekomendasi APH

Harianmerdekapost.com. Lumajang Jatim | Salah satu janji politik Bupati Lumajang Thoriqul Hag adalah memberikan seragam gratis sekolah, selama 4 tahun ini program seragam gratis berjalan seperti biasanya, program dilakukan tepat saat pendaftaran siswa baru SD, MI, SMP, MTS dan MA . tahun ajaran 2023 pemerintah daerah Lumajang memberikan program terakhir seragam gratis sekolah bagi siswa baru Sebanyak 101.834 potong dan jenjang MA , 23.192 potong, program tersebut di salurkan melalui Dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Lumajang.

Program pemerintah daerah lumajang yang menelan anggaran 6,9 Milyar dari APBD daerah tahun anggaran 2023 di rasa kurang tepat asas manfaatnya, pasalnya beberapa wali murid mengeluhkan kwalitas kain seragam gratis yang di rasa kurang nyaman dan kurang layak saat di pakai pelajar , panas dan tidak nyerap keringat. Beberapa wali murid memilih beli seragam sekolah di toko lantaran untuk jahit seragam lebih mahal di banding beli seragam jadi . Jahit satu stel seragam sekitar Rp 140.000. Sedangkan beli seragam kisaran Rp 120. 000, per stel.

Kain seragam gratis berbahan Polyester menurut , Wahyudi , Kasi Sarpras dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Lumajang, menjelaskan bahwa kain yang di berikan kepada siswa sudah melalui tahap uji laboratorium yang berada di kota Solo, kelayakan kain sudah di uji coba serta paling bagus kwalitasnya. Jenis kain sudah melalui tahap tahap kelayakan dan Rekomendasi dari APH, sedangkan harga kain Rp 49.000.per meter untuk semua warna.

Keterangan : Contoh kain seragam gratis kabupaten Lumajang tahun anggaran 2023.

“, untuk pengadaan kain ini Yang menentukan kwalitas itu tenaga ahli, jadi kita mencari team independen yang di ikat dengan perjanjian dari kota solo, dari hasil lab yang kita kirim ke sana di rekomendasikan untuk Memilih kain ini, kwalitas yang terbaik, setelah itu kita buat paket untuk di masukkan E katalog. Banyak variabel yang perlu di gunakan dalam bentuk angka, kalau ngomong segi kwalitas adalah salah satunya kenyamanan, kenyamanan ini kadang tidak bisa di ukur, makanya saya bilang sudah wajar ketika sebagian kecil ada yang bilang kain itu kurang nyaman, tentu semua itu tidak bisa kita penuhi. Makanya kita selalu memakai yang terukur yaitu menggunakan hasil lab, setelah terkirim di sini kita ujikan lagi ada batas toleransi yang masuk, jadi terkait kenyamanan sulit kita menemukanya”, terangnya kepada harianmerdekapost.com. Senin,10 Juli 2023.

Lebih lanjut, “,untuk pendistribusian kain kalau bisa sebelum ajaran baru masuk harus selesai. untuk harga kain per meternya Rp 49.000. ( empat puluh sembilan ribu rupiah) semua warna. Jenis kain Polyester itu sudah melalui tahap konsultasi juga dengan pihak APH, saran saran masukan mungkin mereka sering melakukan pemeriksaan di daerah Lain akhirnya muncul rekomendasi pakai ini saja. Kalau bahan dari kain katun kayaknya lebih mahal, kalau lebih mahal kita tidak menjangkau dengan Jumlah siswanya”, tambahnya, Wahyudi di ruangan kerjanya.

Sementara itu , Meme, salah satu wali murid SD negeri di Kecamatan Lumajang, mengeluhkan kwalitas kain seragam gratis yang di berikan pemerintah kepada pelajar, segi kenyamanan kurang di perhatikan. sedangkan anak anak tinggi aktifitasnya saat belajar mengajar. wali murid memilih beli seragam sekolah jadi di toko dibandingkan jahit kain gratis. sedangkan ongkos jahit seragam per stel Rp 140.000, untuk beli seragam yang sudah jadi seharga Rp 120.000.

“, Sudah dapat kemarin menyusul , ada di rumah tapi tidak saya pakai, kwalitas kain kurang tepat untuk seragam sekolah karena panas dan tidak bisa serap keringat. Intinya kurang nyaman kalau di buat anak sekolah. Lebih baik beli seragam yang sudah jadi karena lebih murah, harga seragam sekolah satu stel Rp 120.000. sedangkan jahit satu stel Rp 140.000, lebih baik beli baju jadi tidak antri jahit. Kami berharap untuk pemerintah apabila membuat program gratis seperti ini faktor kenyamanan dan kepantasan harus di perhatikan.
“, Keluhnya. (AN).