Harianmerdekapost.com,Pontianak,Kalbar – Hamas, kelompok militan Palestina, bersumpah akan membalas Israel setelah pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran. Haniyeh, yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh kunci dalam pergerakan Hamas, dilaporkan tewas bersama beberapa anggota senior lainnya saat serangan tersebut terjadi.
Menurut sumber dari dalam Hamas,Pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan dengan rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya di Teheran, kata sumber dari media Saudi, Al Hadath. Media tersebut melaporkan rudal itu menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat sebagaimana yang juga disebutkan oleh media pemerintah Iran.
serangan itu diduga dilakukan oleh pesawat tempur Israel yang melancarkan serangan mendadak ke sebuah lokasi rahasia di Teheran, di mana Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya tengah mengadakan pertemuan penting. “Ini adalah tindakan terorisme yang disengaja dan keji. Kami tidak akan tinggal diam. Balas dendam akan segera dilakukan,” tegas salah satu juru bicara Hamas dalam sebuah pernyataan resmi.
Ia menambahkan bahwa kematian Haniyeh akan memotivasi perjuangan mereka untuk lebih kuat melawan Israel.Ismail Haniyeh, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina dari 2006 hingga 2007, telah lama menjadi sasaran Israel karena perannya dalam berbagai serangan terhadap negara tersebut. Kepergiannya diperkirakan akan memicu ketegangan baru di kawasan Timur Tengah yang sudah lama dilanda konflik.
Pejabat Israel belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, media Israel melaporkan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk melemahkan Hamas dan mengurangi ancaman terorisme terhadap warga Israel.Dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera, analis politik Timur Tengah, Dr. Hassan Farhan, mengungkapkan bahwa serangan ini bisa menjadi titik balik dalam dinamika konflik Israel-Palestina. “Kematian seorang pemimpin senior seperti Haniyeh akan memberikan dampak besar. Ini bukan hanya pukulan bagi Hamas, tetapi juga bagi Iran yang selama ini menjadi pendukung utama mereka,” kata Dr. Farhan.Situasi ini juga mendapatkan perhatian dari komunitas internasional.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri guna mencegah eskalasi lebih lanjut. “Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mencari jalan damai dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi,” ujar Guterres.Dengan meningkatnya ketegangan, masyarakat internasional menanti langkah-langkah yang akan diambil oleh Hamas dan Israel dalam beberapa hari mendatang. Kematian Ismail Haniyeh telah menambah babak baru dalam sejarah panjang konflik Israel-Palestina yang masih jauh dari kata selesai.[*kzn,andi s,junaidi*]