Jadi Pemateri Pada FGD Tembakau, Kepala DKPP Sumenep Minta Petani Sesuaikan Kebutuhan Pasar dan Pabrikan

Berita, Daerah706 Views

Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep Arif Firmanto minta petani tanam tembakau berdasarkan kebutuhan pasar dan pabrikan.

Hal tersebut diungkap Arif Firmanto saat menjadi pemateri pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar DPC PWRI Sumenep.

Arif Firmanto menjadi salah satu dari lima pembicara pada FGD Tembakau yang digelar di Edutorium Jagha Tembha UNIBA Madura, Kecamatan Batuan, Sabtu, 2 Desember 2023 siang.

Dakam kegiatan bertajuk ‘Menakar Kebutuhan Tembakau 2024’ itu DPC PWRI Sumenep mempertemukan petani tembakau, pengusaha rokok, dan pemerintah guna mendiskusikan seputar tembakau di tahun mendatang.

Secara khusus, FGD Tembakau tersebut bermaksud mengajak petani di Sumenep melakukan penanaman tembakau berdasarkan prediksi yang jitu dan masuk akal.

Arif Firmanto yang kala itu menyampaikan materi secara virtual mengutarakan jika Pemerintah Daerah tidak bisa membatasi petani dalam menanam tembakau. Namun, pihaknya tak ingin petani melakukan penanaman daun emas itu dengan asal.

“Kami sepakat dengan apa yang disampaikan Ketua PWRI Sumenep Rusydiyono agar petani tidak menanam tembakau hanya berdasarkan keinginan dan luasnya lahan,” kata Arif Firmanto saat menyampaikan materi secara virtual.

Menurut Kepala Dinas yang akrab disap Arif itu, para petani yang hendak menanam tembakau harus berdasarkan prediksi kebutuhan pasar atau pabrikan agar hasil tanam tidak merugi.

Jangan sampai, mahalnya harga di tahun ini menjadi alasan petani berlomba-lomba menanam tembakau di tahun 2024 mendatang.

“Karena dengan mahalnya harga tembakau tahun ini (musim tanam 2023, red), tidak menutup kemungkinan tahun 2024 petani akan berlomba-lomba menanam tembakau,” jelas Arif.

Padahal, jumlah produksi tembakau yang samakin naik tidak pasti membuat petani mendapatkan untung besar. Bisa jadi, itu malah membuat harga tembakau anjlok karena jumlah produksi tak sebanding dengan kebutuhan.

Alhasil, bukannya untung, petani malah berpotensi besar mengalami kerugian karena menanam tembakau tanpa memerhatikan kebutuhan pasar maupun pabrikan.

“Maka dari itu, saya sangat sepakat dengan FGD bertema ‘Menakar Kebutuhan Tembakau di tahun 2024’ yang diadakan oleh PWRI, acara ini luar biasa,” tegas Arif Firmanto.

Sebelumnya, Ketua DPC PWRI Sumenep Rusydiyono mengungkapkan, kegiatan FGD itu untuk menemukan solusi dari sejumlah permasalahan petani saat musim tembakau tiba.

“Kita juga punya kewajiban dan tanggung jawab bagaimana untuk musim tanam tembakau tahun ini tidak menjadi hal buruk untuk tahun yang akan datang,” kata Rusydiyono dalam sambutannya.

Ketua DPC PWRI Sumenep itu kemudian bercerita bagaimana kondisi petani saat ini. Menurutnya, para petani tidak boleh hanya mengacu pada harga pasar, namun harus paham bagaimana serapan pabrikan tembakau.

“Saat ini kita duduk bersama, mendiskusikan bagaimana persoalan tembakau di tahun 2024 mendatang. Apa yang harus dilakukan petani ke depan, sehingga para petani menanam tembakau tidak hanya soal kebanyakan modal, luas lahan, akan tetapi menemukan nilai jual pasar,” jelas wartawan yang karib disapa Yono itu.

Kegiatan FGD Tembakau kolaborasi antara PWRI Sumenep DKPP tersebut berjalan dengan sukses.

Selain Arif Firmanto, panitia menghadirkan CEO PT Empat Sekawan Mulia Pamekasan Suhaydi, Ketua DPRD Sumenep H. Abdul Hamid Ali Munir dan CEO PR Bahagia H. Mukmin.

Sementara Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam kegiatan bersama gabungan kelompok tani (Gapoktan) itu. (*)