FGD Tembakau, CEO PT Empat Sekawan Mulia: Tembakau Masalah Kita Bersama

Berita, Daerah1756 Views

Harianmerdekapost.com – Sumenep, Madura, Jawa Timur – Sumenep merupakan salah satu Kabupaten pengahasil tembakau di pulau Maduara. Sebagian besar masyarakat menjadikan tanaman prioritas saat musim kemarau tiba.

Selain menjadikan tanaman prioriras pasca musim kemarau tiba, tidak sedikit dari masyarakat Madura juga mengantungkan mata pencahariannya terhadap tanaman dengan julukan daun emasnya orang Madura.

Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir, masyarak petani tembakau diresahkan dengan banyak problem, selain karena ketersediaan pupuk yang tidak menentu, harga yang tidak setabil menjadi problem ditengah masyarakat petani tembakau.

Menyikapi hal tersebut, sejumlah wartawan yang tergabung di DPC PWRI Sumenep menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Menakar Kebutuhan Tembakau Tahun 2024’ di Aula Pesantren Gedung Cempaka, UNIBA Madura, Sabtu 2 Desember 2023.

Dalam kesempatan itu, DPC PWRI Sumenep mengundang sejumlah pemateri di antaranya Kepala DKPP Sumenep, Arif Firmanto, CEO PT Empat Sekawan Mulia, Suhaydi, Ketua DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir dan CEO PR Bahagia, H. Mukmin. Namun dua narasumber paling belakang tidak hadir hanya perwakilan saja.

Wakid Maulana yang ditunjuk sebagai moderator memimpin jalannya FGD. Pertama, CEO PT Empat Sekawan Mulia, Suhaydi menyampaikan materi kepada seluruh peserta. Ia bercerita panjang lebar terkait potret pasang surut harga tembakau di Madura sejak tahun 1995 hingga tahun 2023.

“Pada tahun 2010 itu harga tembakau paling buruk di Madura selama kurun waktu 20 tahun terakhir. Apa sebabnya, banyak petani yang gagal panen,” ungkap Edi, akrab disapa.

Ia menjelaskan, terdapat berbagai faktor yang menjadi pemicu lemahnya harga tembakau di Madura seperti jika harga melonjak, para petani berbondong-bondong menanam tembakau tanpa melihat penawaran (supply) dan permintaan (demand).

Selain itu, kenaikan pita cukai juga membuat pihak pabrikan terbatas untuk mengakomodir keberadaan tembakau dari petani.

“Pabrikan kalau pita naik maka harus mengurangi pasokan. Sedangkan petani juga harus bisa melihat lahan produktif dan tidak. Sebab, Kalau suplai tinggi maka serapan rendah, akibatnya harga turun,” tegasnya.

Sementara kepada pemerintah, Edi berharap kebutuhan pupuk seperti SP-36 difasilitasi dengan baik. Sebab, pupuk itu sangat dibutuhkan saat musim tembakau tiba dibandingkan dengan pupuk Phonska.

“Saya juga heran kenapa saat musim tembakau tiba pupuk SP-36 ini langka. Nah, ini mestinya juga menjadi perhatian dari pemerintah karena tembau merupakan masalah kita bersama,” tukasnya.

Seusai materi pertama, moderator kembali memberikan waktu kepada narasumber kedua yakni Kepala DKPP Sumenep, Arif Firmanto yang meluangkan waktu hadir secara virtual.

Arif menjelaskan beberapa poin penting untuk menjaga stabilitas harga tembakau di Sumenep hingga aturan teknis dan bantuan untuk kelompok tani juga buruh tani.

Menurutnya, yang paling penting dan harus diketahui bersama adalah teknis pengambilan sampel dan pembungkus tembakau. Sebab, Sumenep memiliki ribuan hektar tanah yang ditanami tembakau di berbagai kecamatan.

“Kalau yang terbanyak kita ada di 5 kecamatan. Yakni, Pasongsongan, Guluk-guluk, Lenteng, Bluto dan Saronggi,” ujarnya.

Arif memang mengakui bahwa harga produksi tembakau tahun ini meningkat signifikan. Namun, apabila tidak dibarengi dengan komitmen bersama baik pemerintah, pabrikan dan petani maka bisa saja pada tahun 2024 harganya tidak sama.

“Ini yang harus kita hindari. Syukur bisa dipertahankan. Yang jelas seperti yang disampaikan Pak Bupati dan Pak Edi tadi, masalah tembakau adalah masalah kita bersama, oleh karena itu dibutuhkan komitmen untuk terus menjaga agar tetap stabil,” ucapnya.

Sebelum menutup keterangan, Arif mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak termasuk peran DPC PWRI Sumenep atas terselenggaranya FGD tersebut.

“Kami pemerintah berkomitmen untuk terus menciptakan kebaikan untuk para petani tembakau khususnya,” tandasnya.

Selanjutnya, moderator kembali memimpin acara FGD lewat forum tanya jawab hingga selesai. (*)