Tanah Perdikan Dalam Diam Oleh: Sudono Syueb

Surabaya, harianmerdekapost.com-Samsoyo wengi samsoyo ngelanguut
Dingin nyenyet
Memagut malam
Hening serasa
Bau kamboja semerbak
menyelumuti
Tanah perdikan
Dalam diam
Serasa tambah wingit

Aku terus melangkah
Zikzak
Hindari gundukan gundukan melintang
Suara walangkrik melengking
Sebagai resonansi bumi dan alam gaib

Lamat lamat terdengar suara gembrembeng koloni orang
Seperti dalam pasar
Tawar menawar
Ada tawa tiwi
Aki aki
Nyai nyai
Ada desah birahi
Bapak bapak
Ada bisik manja Emak emak
Ada cloteh ceria anak anak
dari sudut sudut kuburan tua itu…
Kahanan semakin wingit ketika ada lolongan srigala yang menyayat ulu hati
memanggil manggil betinanya yang sudah lama hilang
Tak kunjung datang
Padahal pamitnya hanya semalam

Aku terdorong pada tanah gundukan
Seperti melayang
langkahku serasa ada yang percepat
Menuju gundukan tanah purba
Yang pangil panggil namaku
Doonooo…..
Noo…
Nooo..
Nooooo…
Kemarilah……
Ini kakekmu Syuaib
Ingin memelukmu

Akupun terlelap dalam dekapan kakek
Damai dan dingin
Sejak tengah malam

Fajar merona
Adzan subuh menggema
Aku terjaga
Di samping sebuah nisan
Ada tulisan
Hasan Syuaib bin Syuaib Hasan
Lahir 1880 M
Wafat 1961 M

Kakek…
Ini aku
Datang
Ingin hapus rinduku
Padamu, Kek !