Simon Nahak: SAKTI Hadir untuk Menghapus Dinasti dan Membangun Perubahan di Malaka

Malaka-NTT, harianmerdekapost.com-Dalam orasi politiknya saat deklarasi paket Simon Nahak dan Kim Taolin atau SN – KT di Weleun, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (5/9/2020). Simon Nahak secara tegas mengatakan kalau paket SN – KT atau SAKTI hadir untuk menghapus sistem politik dinasti dan menggantinya dengan sistem pemerintahan yang pro rakyat.

“Kepada yang tidak adil, kepada diskriminasi dan kepada pembangunan yang dinasti, kita harus hapus semua untuk membangun yang lebih merata dan adil bagi rakyat Malaka,” tegasnya.

Menurut Simon Nahak, SN – KT atau Sakti hadir bukan untuk membangun dinasti tapi Sakti hadir untuk membangun Malaka yang lebih bermartabat.

“Untuk itu, saya sangat bersyukur kepada ketiga partai yang sudah mengusung paket SN – KT atau SAKTI. Ketiga partai tersebut yakni ada Partai PSI, Partai Perindo dan Partai PKB,” katanya.

“Kita tahu bahwa partai PSI adalah partai yang toleran dan junjung tinggi nilai solidaritas, lalu ada juga partai Perindo partai yang mau mengajak kita untuk bersatu dan setelah bersatu pastinya kita harus bangkit bersama partai PKB,”tandasnya.

Kata dia, dalam doktrin agama katolik kita mengenal; dalam nama bapa dan putra dan roh kudus. Itu tiga kekuatan yang tak bisa dikalahkan oleh siapapun.

“Partainya tiga melambangkan 3 kesaktian, kursinya 5 melambangkan dasar negara Pancasila. Hari ini, 5 September 2020 kita mendaftar ke KPU sesuai dengan 3 Partai dan 5 kursi,” bebernya.

“Ini karena Alam, Leluhur dan Tuhan sudah merestui saudara-saudaraku. Karena itu kita harus tampil membawa perubahan dan solusi bagi seluruh rakyat Malaka dengan program SAKTI,” ungkapnya.

Simon kemudian menyampaikan program SAKTI kepada seluruh masa ribuan yang hadir dalam tenda deklarasi tersebut.

Dalam penjelasannya, S-artinya swasembada pangan. Warga perlu kecukupan pangan. A-artinya Agama dan berbudaya. Semua warga Malaka harus menjunjung tinggi budaya. Dirinya sangat memegang falsafah Soekarno soal bagaimana hidup tak melupakan budaya.

“Jika memang kami dipercaya warga Malaka maka akan dibangun Balai Adat dan para tokoh adat akan digaji per bulan,” ujar Simon.

Dirinya melanjutkan, K-artinya berkualitas atau kompetensi. Menempatkan orang sesuai kemampuan orangnya. T-artinya tata kelola baik birokrasi maupun Tata ruang lalu I-artinya infrastruktur yang berkeadilan.

Untuk mewujudkan semua ini Simon berharap kepada warga masyarakat Malaka pada saat pencoblosan di TPS 9 Desember 2020 nanti pilih paket SN -KT atau SAKTI.

“Kalau dipercayakan nanti maka kami akan bangun pusat pemerintahan Kabupaten Malaka. Harus dibuat terpusat. Tidak bisa terpencar-pencar. Pusat kota kita harus bangun di kota Betun,” tutupnya. (R-25/NL)