Kupang- harianmerdekapost.com, Salah satu warga penerima manfaat, Yohanes Luan mengaku merasa tidak puas karena haknya sebagai salah satu penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), namanya dicoret oleh Kepala Desa (Kades) tanpa sebab.
“Saya merasa dirugikan sebab dalam beberapa media mengatakan, dirinya dan keluarganya membuat kegaduhan di desa Setempat itu tidak benar,” kata Yohanes saat ditemui wartawan di dusun Fatuleki 1, Desa Alas, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (14/09/2020).
Menurut pengakuan Yohanes, dirinya tidak tahu apa alasan dasarnya, sampai namanya di coret dari penerima BLT.
“Padahal periode pertama tahap 1,2 dan 3 saya masih terima tapi pembagian periode kedua ini nama saya dicoret,” ucap Yohanes.
Dikatakannya, bukan hanya saya dicoret dari penerima BLT tapi sebelumnya say diberhentikan dari Hansip dan honor saya belum di bayar selama 4 bulan dan saya diganti sepihak oleh Kades. Saya dikeluarkan dari Hansip lalu diganti dengan Marius Hale.
“Yohanes juga menyampaikan bahwa, dari penerima BLT sebanyak 110 KK, kamudian namanya dicoret dan muncul nama yang baru yakni Marius Hale, orang yang menggantikannya sebagai Hansip.”
Karena merasa tidak puas nama anaknya sudah tidak ada dalam daftar penerima BLT, Mamanya Yohanes, Emerensiana Rafu, bersama Yohanes pergi ke kantor Desa Alas untuk meminta kejelasan, namun sayangnya jawaban Kades tidak memuaskan mereka bahkan mereka di usir pulang.
“Saya dengan anak saya ke kantor untuk meminta pertanggungjawaban dari kades kenapa nama anak saya tidak ada lagi. Padahal sebelumnya ada dan sudah terima 3 kali, kenapa untuk terima yang ke empat ini, nama anak saya tidak ada?” tanya Emerensiana.
“Saat mendengar hal itu Kades tidak menjawab dan langsung dia (kades) usir kami sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas”, kata Emerensiana.
“Kami diusir oleh Kades dengan bahasa daerah, ‘fila, moe lalek, moe la no, naran hau coret tian mos sei mai no no dei’ (pulang, tidak tau malu, saya sudah coret nama juga masih datang lagi)”, cerita Emerensiana meniru ucapan Kades.
Dan saat itu mama Emerensiana menjawab, “kami tidak malu karena ini uang negara dan itu hak kami. Kades menjawabnya, pulang sudah, kalian mau lapor saya kemana lapor saja”, tambah Emerensiana.
Sementara itu, korban lainnya adalah bapak Yakobus Lau (BLT Periode pertama tahap ke 2 tidak terima) dan Almarhum Suri Lebo yang di alih wariskan kepada isterinya Rosalia Bui.
Yakobus Leki kepada media ini mengaku, untuk periode pertama tahap ke dua tidak terima dan hasil print buku tabung dari bank BRI, uangnya tidak ada.
“Tahap kedua punya saya sudah cek tapi tidak ada dan saya sudah print, namun uang itu tidak ada, uang yang masuk hanya untuk tahap pertama dan tahap ke tiga”, jelas Yakobus sambil menunjukan buku rekeningnya.
“Saya sudah bolak balik ke bank, dari bank bilang ke Kepala Desa dan sebaliknya, jadi saya jadi bingung uang ini dimana sebenarnya”, lanjutnya penuh tanya.
Sedangkan korban yang satu lagi adalah sebagai ahli waris karena suaminya sudah meninggal sehingga diwariskan ke isterinya Rosalia Bui. Ironisnya, walaupun nomor rekeningnya ada, BLT tahap 1, 2 dan 3 tidak terima, tahap ke 4 baru di kasih langsung antar ke rumah, karena saat ini Rosalia Bui sedang sakit Strok.
Dengan kondisi sakit (Strok), Rosalia Bui dan keluarganya datangi kantor BRI, namun pihak BRI menyampaikan untuk kembali ke Kepala Desa.
Secara terpisah, Kepala Desa Alas, Cyprianus Nahak Bau ketika dihubungi wartawan lewat sambungan seluler menjelaskan, bahwa terkait masalah BLT semua sudah dialihkan ke Dinas PMD. Dan waktu klarifikasi bersama Kepala Dinas PMD kantor Desa Alas, semua sudah diselesaikan dan dibuat berita acara.
Pertemuan untuk klarifikasi itu langsung disaksikan Pendamping Desa, Tenaga Ahli pendamping Desa dan Kadis PMD bersama Kabid, namun Yohanes (korban) tidak hadir.
Menurut pengakuan Yohanes, dirinya tidka hadir saat itu karena namanya sudah dicoret dan diganti. Jadi tidak ada gunanya dia hadir saat itu.
“Karena Daftar nama sudah jelas yang terima BLT hanya 110 KK, Jika nama saya belum diganti maka yang terima saat itu 109 KK, tapi saya lihat sudah jelas 110 KK dan nama saya tidak ada. Berarti saya tidak terima lagi kan, karena sudah jelas nama saya dicoret dan diganti”, ujar Yohanes.
Kades Cypri juga menjelaskan bahwa terkait masalahnya Yakobus Leki, uangnya ada di rekening, itu laporan bohong.
“Yokobus Leki uangnya ada direkening, kemarin juga saya sudah tunjukkan rekeningnya, tapi mereka yang tidak pigi (red, pergi) cek di bank dan waktu pembagian mereka tidak datang. Itu laporan bohong semua”, Kata Kades Cypri.
Dan terkait Rosalia Bui, belum ada penjelasan, Kades belum sempat menjawab karena dirinya sibuk menonton pertandingan Futsal.
“Nanti saja, hubungi lagi ya”, katanya sambil menutup telpon.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) PMD Kabupaten Malaka, Agustinus Nahak, saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler mengatakan, bahwa terkait penerima BLT atas nama Yohanes sudah diklarifikasi dan saat itu Yohanes tidak hadir, walaupun di panggil oleh aparat beberapa kali. Tapi terkait masalah penerima BLT yang lain pihaknya tidak tahu.
“Kita sudah klarifikasi untuk kembalikan uang itu, tapi Yohanes tidak datang. Jadi biar sudah orang tidak mau butuh uang itu”, kata kadis PMD Agustinus
“Dan untuk yang lain-lain kami tidak tahu, silahkan konfirmasi ke Kepala Desa karena Kepala Desa yang pegang uang, kami hanya memfasilitasi penyelesaian masalahnya”, tutup Kadis PMD. (R-25/NL)