Pamekasan, harianmerdekapost.com – Mengenal lebih dekat dengan penulis muda madura asal Kota Pamekasan.
“Mencintai tidak harus di ungkapkan, dicintai tidak harus di rasakan, cukup sepasang kekasih yang telah tuhan takdirkan yang tahu atas semua perasaan.”
“Cinta yang sesungguhnya ialah ketika sepasang kekasih tidak melepas setiap doanya, pada sang pencipta untuk di persatukannya.”
“Yang kurasakan sekarang kebahagian tiada Tara, nikmat luar biasa, semuanya tanpa sengaja, tapi sesuai rencana.” Itulah sebegian isi narasinya dalam buku tersebut.
Ahmad Kusairi PM. Yang biasa di kenal dengan panggilan Kusairi, yang mempunyai nama pena @kusairiahmadpm.
Penulis ini dilahirkan di pelosok desa yang sama sekali tidak terkenal, baik di SDM dan SDA nya, untung penulis masih bisa menempuh pendidikannya hingga ke luar kota, tepatnya di desa banyupelle kecamatan palengaan kabupaten pamekasan madura.
Menurut pengakuannya penulis di lahirkan pada putaran kelender 12 juli 1998. Ia adalah anak pertama dari dua saudara yang hidup.
penulis menekuni pendidikannya di mulai sejak dari bangku TK (PAUD) di Pondok Pesantren Al-Ma’sumiyah ditanah kelahirannya.
Dilanjutkan kebangku Sekolah Dasar (SD) di SDN III CAMPOR Proppo, dan dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTs Miftahul Ulum Langgar Anyar Banyupelle, dan dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di MAS Mambaul Ulum Bata-Bata.l kemudian penulis di mondokkan oleh orang tuanya kepondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, sambil melanjutkan pendidikannya di tingkat MA. Pada tahun 2014 bertepatan pada tanggal 17 Agustus penulis resmi menjadi seorang santri dari kiai figur dan krismatik dipondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
Selain pendidikannya yang sudah disebutkan, Ia juga pernah sekolah Madrasah Diniyah (MD) di pondok pesantren Al-Ma’sumiyah sampai pada jenjang Madrasah Wustho lulus pada tahun 2014.
Setelah Ia lulus dari pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, ia tidak langsung melanjutkan pendidikannya, akan tetapi ia masih menjadi seorang abdi yang sama dengan santri-santri yang lain pada umumnya, ia mengabdi pada pondok tercintanya. Ia ngabdi disebuah desa yang ada di kabupaten Sumenep yaitu di desa Rajun kecamatan Pasongsongan selama satu tahun, bertepatan di pondok pesantren Al-Amin.
Setelah pengabdiannya dibilang selesai, penulis memilih untuk melanjutkan pendidikannya dari pada langsung menikah, ia melanjutkan pendidikannya dikota dingin malang, bertempat di kampus Universitas Islam Malang angkatan 2018 di Fakultas Hukum.
Selain ia sibuk menuntut ilmu pengatahhuan, penulis juga aktif diberbagai oragnisasi, baik itu intra maupun ekstra, ia sejak duduk dibangku MA, ia sudah dipercaya sebagai Ketua 1 OSIS MA pada tahun 2016-2017, pada tahun yang sama ia juga langsung menjabat di dua organisasi, wakil ketua Forum Silaturrrahmi Santri Palengaan (FORSIP) dan sekarang ia jadi ketua kordinator Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Wilayah Malang, dan Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama (IPNU), dan bahkan di organisasi daerahnya yaitu Komonitas Mahasiswa Pamekasan (KOMPAS) dan (KMB), komonitas Mahasiswa Banyupelle. Dan (FORMADIKSI) Forum Pemenerima Beasiswa Bidikmisi Dan sekarang ia menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM-F) 2019-2020.
Penulis sudah menerbitkan dua buku, diantarna Indahnya Perjalanan terbit tahun 2019. Qobiltu Nikahaha terbit tahun 2020. Dan sekarang penulis sedang menggarap buku ketiganya.
Jikalau ingin lebih kenal dengan penulisnya silahkan hubungi medianya.
IG: @kusairiahmadpm
FB: Kusairiahmad PM
Youtube: kusairi ahmad
Twitter: @kusairiahmad2
Penulis: Ahmad Kusairi PM.
Penerbit: Redaksi Harianmerdekapost.com Biro Pamekasan