Pengajian Multi Madzhab Oleh: Ahmad Darojul Ali Alumni YTP, Kertosono Editor: Sudono Syueb

Jakarta,harianmerdekapost.com-Tahun 1996, saya mulai mengajar Tahsin & Hadist ibu2 Majlis Ta’lim Attaqwa Matraman jakarta timur tiap hari selasa.

Menjelang bulan puasa diputuskan Rihlah sampai Kota Raja Pulau Bali.
Sepulang dari Bali, orang tua/ibu mertua sudah mengagendakan rombongan harus ke Kediri silaturrahim dengan besan.

Sebanyak 60 jamaah tumplek do gubuk saya kediri.
Ibu saya agak kaget, karna diperkirakan gak sebanyak itu tamunya, apalagi para tamu semua nginap di gubuk saya.

Ada beberapa jamaah yang komentar, Pantesan Ustadz Darojul Ali cara ngajarnya Elastis, gak kaku harus ikut Madzhab tertentu.
Ibu2 jamaah itu baru lihat Masjid saya bertuliskan logo Muhammadiyah besar dan ada TK Bustanul Adfal dengan logo matahari.
Sementara istri saya ketua Fatayat di jakarta , ibu mertua aktif di Muslimat.
Dan saya sendiri ketua Majlis Tabligh Muhammadiyah di jakarta.

Ada jamaah yang bertanya ke saya, Ustadz, Masjidnya sebelum adzan kok gak baca sholawat ?
Saya jawab.
Baca sholawat gak harus sebelum adzan Bu…

Tulisan ini mengingatkan saya pada ibu dan ayah saya, juga bapak dan ibu mertua yang telah tiada semua.

Salam.
ADA.