Sidoarjo,harianmerdekapost.com-Bismillaahir rohmaanir rohiiim.
Menjelang PILKADA dilaksanakan, jauh sebelumnya sudah banyak yang memasang gambar paslon masing masing yang diusungnya.
Gambar gambar itu ditempel di setiap sudut lorong lorong, jalan jalan, bahkan di atas gedungpun jika perlu sehingga menjadi perhatian bagi semua pengguna jalan yang sedang melintas.
Tidak cukup gambar, ditambahkan semboyan dan janji janji manis yang meyakinkan banyak orang.
Contoh : Kami berjuang demi rakyat. Amanah, jujur dan ikhlas, mau perubahan dan sebagainya.
Semboyan dan janji inilah kadang membuat banyak orang jadi simpatik dan tertarik untuk memilihnya.
Memang hati orang hanya Alloh Yang Maha Tahu, tapi kita in syaa Alloh bisa melihat hati orang dengan membaca dhohirnya dan mengingat pengalaman pilkada sebelumnya, walaupun tidak pasti benar, tapi minimal mendekati benar.
Banyak orang mencalonkan diri di pilkada dengan semboyan dan janji manis seperti tersebut di atas, padahal dalam gatinya bertujuan untuk memperoleh tahta, harta dan wanita. Maka dari itu kita hendaknya waspada dengan semboyan dan janji manis itu supaya tidak salah memilih.
Sudah banyak bukti dan fakta yang terpilih dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan semboyan dan janji yang disampaikan.
Untuk itu pada pilkada yang akan datang kita jangan terhipnotis dan tertipu dengan semboyan dan janji manis mereka agar tidak kecewa lagi, tidak menyesal lagi.
Alloh swt mengingatkan dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 204 .
ومن الناس من يعجبك قوله في الحياة الدنيا ويشهد الله على ما في قلبه وهو الد الخصام.
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya mengagumkanmu tentang kehidupan dunia dan dipersaksikannya kepada Alloh (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang (musuh) yang paling keras.
Penantang (musuh) maksudnya dalam perjalanan kepemimpinannya berlawanan dalam berpikir, dalam menjalankan amanat yang diberikan, yang ringkasnya jadi musuh dalam memperjuangkan kemajuan bangsa dan negara alias berkhianat. Maka berhati hatilah terhadap mereka. Mengapa harus berhati hati ? Dijelaskan oleh ayat 205 :
واذا تولى سعى في الارض ليفسد فيها ويهلك الحرث والنسل والله لا يحب الفساد.
Apabila ia berpaling (meninggalkan kamu atau memerintah) ia berjalan di bumi untuk melakukan kerusakan padanya, dan merusak tanam tanaman dan binatang ternak, dan Alloh tidak menyukai pengrusakan.
Berpaling maksudnya sudah tidak bersama kamu (meninggalkan pendukungnya karena sudah jadi penguasa atau memerintah) dia berjalan (menjalankan tugasnya) dengan semangat di seluruh bumi yang jadi wilayahnya (kekuasaannya) untuk melakukan pengrusakan padanya (bukan bangunannya) tetapi tanam tanaman yang dikelola manusia dan binatang ternak. Dia juga menyebarkan isu negatif dan kebohongan serta melakukan aktivitas yang berakibat kehancuran dan kebinasaan masyarakat.
Kalimat tanam tanaman dan binatang ternak, banyak pakar tafsir memahaminya dalam arti wanita (Al-Baqoroh 223) dan anak anak, yakni mereka melakukan kegiatan yang melecehkan wanita serta merusak generasi muda.
Nabi Muhammad saw juga pernah mengingatkan dalam haditsnya.
عن ابى هريرة عن النبي ص. قال : لا يلدغ المؤمن في جحر واحد مرتين . البخاري.
Dari Abu Huroiroh ra. Dari Nabi saw. Orang mukmin tidak akan disengat dua kali dalam satu lubang .
Maksud hadits ini kalau sudah pernah tertipu, sudah pernah dikhianati atau pernah salah pilih yang berakibat penyesalan, maka hati hati dalam memilih calon pemimpin agar semua penyesalan tidak terulang lagi.
Pembaca yang dimulyakan Alloh swt.
Kita perlu bertanya kepada diri kita masing masing, sudah berapa kali kita tertipu, sudah berapa kali dikhianati dan menyesal ?
Tulisan ini mengingatkan kita semua untuk tidak memilih calon pemimpin itu hanya karena keluarga, teman dekat, apalagi karena uang atau jabatan yang dijanjikan. Walaupun orang lain kalau memang menurut pengamatan kita dia jujur, amanah dan ikhlas, ya jangan malu dan gengsi untuk memilih dia agar memperoleh pemimpin yang benar benar amanah dan memenuhi janji janjinya.
Mudah mudahan Alloh swt memberikan orang orang yang terbaik untuk memimpin kita.
Aamiiin Yaa Robbal ‘Aalamiiin.