Bangkalan,harianmerdekapost.com – Ziarah ke makam embah buyud merupakan suatu tradisi turun menurun yang kental mengalir di masyarakat Indonesia dan dunia.
Mulai dari tradisi dunia Internasional sampai ke tradisi lokal Indonesia Jawa Timur Madura, khususnya untuk mengenang leluhur para pejuang kemerdekaan negara Indonesia dan budaya tersebut tidak boleh dilupakan.
Seperti yang dilakukan tim harian merdeka post yang telah berziarah ke makam pesarean embah buyud di Madura kab. Bangkalan kec. Labang desa ba’engas Dusun Pangloros.
Di dalam area makam tersebut terletak paraleluhur embah buyud yang mempunyai kisah-kisah perjuangan kemerdekaan indonesia.
Berikut merupakan silsilah Bujuk pangloros Desa Ba’engas Kec. Labang Kab. Bangkalan Madura.
Bujuk Kembang(ro’om beuneh /abeuh kembeng /bunga, pangloros = kiyai dewi, pangloros alias kiyai sirilah, pangloros bin kiyai luwatik jaya rangasa alias bujuk pengonosan kwanyar bin nyai tenggih tatangoh pamekasan binti syekh zainal abidin sunan cendana kwanyar bin syekh khotib bandar doyo bin sayyid qosim sunan drajat paciran lamongan bin R.Rahmat Rahmatulloh sunan Ampel sby (sunan cendana dri garis ayah k atas),
Sunan cendana kwanyar alias syekh zainal abidin bin nyai gede kedaton binti pangeran kulon alias penembahan kulon bin syekh maulana ainul yaqin alias R.Paku sunan giri gresik bin syekh maulana ishaq (sunan cendana dri gris ibu ke atas),
Bujuk yusuf pangloros alias kiyai karang tanjung pangloros bin nyai sholeh kwanyar binti syekh zainal abidin sunan cendana Kwanyar.
Tim HMP langsung menemui keturunan embah buyud pangloros KH moh sirath MM, pada hari sabtu Agustus kemaren dikediamanya beliau menyampaikan kepada tim HMP “makam pesarean embah buyud kami removasi agar bisa menjadi wisata religi sehingga bisa seperti mbah sunan ampel dan embah sunangiri juga sama seperti embah buyud cendan meskipun lokasi makam pesarean itu masuknya agak jauh dari jalan provinsi dan sekarang terus dilakukan rehap-rehap yang cukup ekstrim karna harus dilakukan babat alas untuk menjangkau makam itu”, tuturnya
Masih ucapnya “saat ini mobil sudah bisa masuk karena masyarakat setempat dan relawan dari luar wilayah antusias gotong-royong demi terlaksananya wisata religi meskipun pada saat ini masih menggunakan dana pribadi dan juga masyarakat antusias turut berpartisipasi ikut menyumbang baik masarakat yang ada di pangloros maupun diluar pangloros diantaranya saudara saya yang arsitek direwin, ir H Subadrih st sekeluarga.yang di kapasan ir H.M Basiran st sekeluarga. juga saudara yang di surabaya – gresik H Bahrun sekeluarga dan yang lainya dan juga tokoh masarakat dan beberapa Kepala desa disekitarnya “, tutur KH MOH SIRATH MM selaku keturunan embah buyud pangloros. Bersambung (rahem)